Sulap Idle Assets Jadi Objek Bisnis Baru

Sulap Idle Assets Jadi Objek Bisnis Baru
Sulap Idle Assets Jadi Objek Bisnis Baru

jpnn.com - SEBAGAI perusahaan Terbuka (Tbk), grafik performance keuangan PT PP Persero memang menanjak signifikan sejak 2004. Produktivitas karyawan juga terus melejit, baik yang berbasis pada sales (omzet penjualan), maupun pada profit (laba perusahaan).

DI Indonesia, tiga besar perusahaan milik BUMN konstruksi dan investasi adalah PT PP (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya.Tbk, dan PT Adi Karya.Tbk. PP adalah salah satu yang memiliki sejarah panjang dengan perjalanan republic ini. NV PP sendiri berdiri sejak 1953, dan mengerjakan perumahan. Generasi tahun 1962 mulai berkonsentrasi mengerjakan bangunan tinggi. Tahun 1971 ada perubahan staus perusahaan. Tahun 1991 memasuki perusahaan dengan diversivikasi property dan realty. Tahun 1998 melakukan konsolidasi, 2004 sampai 2009 persiapan IPO di bursa saham.

Tahun 2010 IPO, dan 2011 EPC dan investasi. “Sekarang kami memiliki tujuh cabang, yang coverage areanya mencakup 33 provinsi,” jelas Bambang Tri, Presdir PT PP (Persero) Tbk. Total hasil usaha, atau pendapatan PT PP tahun 2010 meningkat dari tahun sebelumnya, dari Rp 4,2 T menjadi 4,4 T. Diperkirakan, tahun 2011 ini, sudah melampaui Rp 6,3 T. Laba setelah pajaknya juga mengalami kenaikan yang meyakinkan pemegang saham, tahun 2010 sudah Rp 201,6 M, naik dari 2009 yang ketemu angka Rp 163,2 M. “Kami perkirakan tahun 2011, laba kami sudah Rp 240 M,” jelas dia. “Asets dan ekuitas juga meningkat dengan angka yang cukup baik. Kontrakkontrak baru kami di tahun 2011 juga kami perkirakan naik, dari tahun-tahun sebelumnya. Kalau dihitung kontribusi terhadap Negara dan masyarakat juga mengalami kenaikan.

Baik deviden, pajak yang dibayarka untuk Negara, dan program CSR –dalam bentuk Kemitraan dan Bina Lingkungan), juga membaij,” papar Bambang. Lalu bagaimana seni menjaga existing growth? Membuat performance keuangan agar tetep berada dalam posisi bertumbuh dan berkembang, tetapi tetap sehat? Pertama, dengan menurunkan biaya pokok penjualan (HPP), dengan cara memelototi potensi internal. Misalnya, sentralisasi procurement, sentralisasi asuransi CAR, re-organisasi proyek, efisiensi biaya tak langsung proyek. “Yang semula pembelian barang dilakukan sendiri-sendiri, kini dilakukan secara bersama-sama dalam volume besar, maka harga langsung drop menurun tajam,” ungkap Bambang, serius.

Kedua, perbaikan dan lebih serius merestrukturisasi pajak. Ketiga, menjaga cash flow perusahaan, agar tetap memiliki kas dan setara kas yang likuid. “Jumlah komulatif piutangpiutang lama kami terus menurun. Sehingga saldo piutang tahun 2011 nanti betul-betul memberi kesan perbaikan yang amat berarti,” papar CEO perusahaan yang juga membangun Gedung Graha Pena, Jalan A Yani 88–Surabaya itu. Keempat, pengembangan SDM – Sumber Daya Manusia. “Kami bahkan punya kampus, PP University, untuk training karyawan-karyawan PP. Dengan landasan pengetahuan, basic teori yang baik, didukung dengan keterampilan praktis di lapangan, akan menghasilkan karya yang lebih baik dalam projek,” jelas B3.

Dari semua program itu, semua menggunakan prinsip-prinsip temuan baru, inovasi, dan kreatif. Soal pengembangan bisnis? Jangan ditanya! Dia sudah memanfaatkan potensi idle (yang belum tergarap), dengan berbasis pada konstruksi dan investasi. Termasuk membangun Park Hotel, bintang tiga, di jalan DI Pandjaitan Kav-5, Cawang, Jakarta Timur. “Kami sedang proses membangun Park Hotel di Bandung dan mungkin di beberapa kota lain, dengan memanfaatkan kawasan idle assets dan bersinergi dengan BUMN lain,” paparnya. (dk)


SEBAGAI perusahaan Terbuka (Tbk), grafik performance keuangan PT PP Persero memang menanjak signifikan sejak 2004. Produktivitas karyawan juga terus


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News