Ternyata Ini Proyek Bakamla Berbuntut OTT KPK

Ternyata Ini Proyek Bakamla Berbuntut OTT KPK
Deputi Informasi Hukum dan Kerja Sama Badan Keamanan Laut (Bakamla) Eko Hadi Susilo (berompi oranye) saat digiring menuju mobil tahanan KPK, Kamis (15/12). Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com - JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan Deputi Informasi Hukum dan Kerja Sama Badan Keamanan Laut (Bakamla) Eko Susilo Hadi sebagai tersangka penerima suap. Eko yang terjaring operasi tangkap tangan (OTT) KPK diduga menerima suap dari Direktur Utama PT Melati Technofo Indonesia Fahmi Darmawansyah serta dua anak buahnya, Hardy Stefanus dan Muhammad Adami Okta.

Suap itu terkait proyek  pengadaan lima unit monitoring satelit di Bakamla. Berdasarkan dokumen pelelangan umum dari website www.bakamla.go.id,  satelit itu akan digunakan di Ambon (Maluku), DKI Jakarta, Kupang (Nusa Tenggara Timur), Semarang (Jawa Tengah) dan Tarakan (Kalimantan Utara).

Sedangkan pagu proyek itu sebesar Rp 402.710.273.000 dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2016. Harga perkiraan sendiri  (HPS) untuk pengadaan proyek itu adalah Rp 402.273.025.612.

Paket pengadaan itu terdaftar pada layanan pengadaan secara elektronik. Proses lelangnya pun telah selesai 7 September 2016.

KPK menduga Eko menerima suap karena membantu memenangkan PT MTI dalam proses lelang.  “Indikasi fee yang disepakati sekitar 7,5 persen dari nilai proyek,” ujarnya di Jakarta, Jumat (16/12).

Namun, KPK mengendus suap Rp 2 miliar untuk Eko belum seluruhnya. "Ini pemberian pertama kalau tidak salah," kata Wakil Ketua KPK La Ode M Syarif, kemarin (15/12). (boy/jpnn)


JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan Deputi Informasi Hukum dan Kerja Sama Badan Keamanan Laut (Bakamla) Eko Susilo


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News