Teror Gas Elpiji Sudah Meresahkan Warga

Teror Gas Elpiji Sudah Meresahkan Warga
KONVERSI Mitan ke Gas memunculkan teror baru bagi warga masyarakat, yang justru kalangan masyarakat. Akibat kurang sosialisasi atau skandal perangkat gas palsu?
AWALNYA proyek konversi minyak tanah ke gas memang sudah menimbulkan gejolak di masyarakat. Namun, pemerintah saat itu, seperti mengabaikan gejolak yang berkembang. Sebaliknya, pemerintah bersikeras dengan dalil keekonomian, bahwa beralih dari minyak tanah ke gas akan lebih berhemat. Namun, dalil itu tidak diikuti dengan sosialisasi maupun kelengkapan fasilitas yang matang.

Pemerintah terkesan terburu-buru. Entah, apa yang membuat pemerintah tidak sabar. Sehingga lupa menyadari bahwa masalah konversi minyak tanah (mitan) ke gas, juga merupakan masalah transformasi budaya. Artinya, seharrusnya pemerintah tidak terpaku pada aspek keekonomian semata yang harus diperhitungkan. Tetapi, juga harus memperhitungkan aspek sosial maupun  budaya penggunaan kompor gas. Karena mereka tentu akan membutuhkan waktu yang cukup, untuk menyesuaikan kebiasaan barunya.

Kini, kekhawatiran yang pernah mengemuka pada saat konversi dipaksakan terbukti. Kecelakaan ledakan gas terjadi di mana-mana. Puluhan orang tewas, dengan kerugian materi yang mencapai ratusan juta rupiah. Kini, gas elpiji - terutama tabung 3 kilogram - bagai teror menakutkan bagia sebagian warga, terutama kalangan bawah.

Setelah program konversi mitan ke gas bergulir, ternyata masih banyak masyarakat yang belum bisa menggunakan kompor gas. Mereka bahkan takut untuk mencoba karena banyak berita yang mempublikasikan korban meninggal akibat kesalahan pemasangan selang tabung ke kompor. Terutama bagi warga masyarakat di daerah.

AWALNYA proyek konversi minyak tanah ke gas memang sudah menimbulkan gejolak di masyarakat. Namun, pemerintah saat itu, seperti mengabaikan gejolak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News