Terpenting Bagi Investor Fasilitas dan Insentif, Bukan Statusnya

Dalam pertemuan tersebut, Tjaw mengatakan tidak ada pembicaraan terkait status KEK. Pihak kawasan hanya ditanya terkait hambatan investasi dan apa yang diperlukan dalam hal investasi.
Tjaw pun menguraikan satu per satu. Selain hal di atas, Tjaw juga menyampaikan keluhan investor soal biaya logistik yang terlau tinggi. Dari Batam ke Singapura sekitar 650 dolar Singapura. Sementara Batam ke Nagoya Jepang hanya sekitar 1.150 dolar Singapura.
Walau Batam ke Jepang lebih tinggi, namun jika merujuk ke jarak, tarif Batam Singapura terlalu mahal. Sebab, jarak Batam sangat dekat, sementara jarak ke Jepang berkali-kali lipat Batam-Singapura.
"Industri dalam kawasan kami mengeluhkan ini. Mereka sampaikan ini tak masuk akal. Ini juga yang membuat Batam tidak kompetitif," ungkap dia.
Hal lain yang dikeluhkan dalam kesempatan tersebut adalah, terkait hasil produksi untuk pasar domestik yang dibebankan bea masuk. Seperti barang Batam jika dipasarkan ke Jakarta dibebankan bea masuk.
Berbeda dengan barang-barang dari negara ASEAN lain kalau masuk Indonesia atau ke Jakarta beanya ditiadakan.
"Ini yang kita minta penerapannya sama, sama-sama dibebaskan bea masuknya, di-nol-kan saja," pintanya.(leo)
Rencana pemerintah pusat mengubah status Batam dari Kawasan Perdagangan dan Pelabuhan Bebas atau Free Trade Zone (FTZ) menjadi Kawasan Ekonomi Khusus
Redaktur & Reporter : Budi
- Realisasi Investasi Jakarta Triwulan I-2025 Capai Rp 69,8 Triliun, Tertinggi di Indonesia
- Ini Salah Satu Pilihan Investasi Optimal di Tengah Tantangan Ketidakpastian Ekonomi Global
- Epson Mobile Projector Cart Raih Penghargaan Best of the Best di Red Dot Design Awards 2025
- PGE Raih Pendapatan USD 101,51 Juta di Kuartal I 2025, Dorong Ekosistem Energi Berkelanjutan
- Ketua Komisi II DPR Sebut Kemandirian Fiskal Banten Tertinggi di Indonesia pada 2024
- PSN Rempang Eco City Tak Masuk Perpres yang Diteken Prabowo, Rieke: Batal!