Terus Berlatih agar Tidak Grogi di Depan Ilmuwan Dunia

Terus Berlatih agar Tidak Grogi di Depan Ilmuwan Dunia
HARUMKAN BANGSA: Dari kiri, Diannisa Paramitha Susantono, Anastasia Michelle Pratanata, dan Michelle Audrey Darmadi menjadi presentator di London International Youth Science Forum (LIYSF) 2014. Foto: Hilmi Setiawan/Jawa Pos

Hasil penelitian mereka menunjukkan, rata-rata tinggi anak normal berusia 10 tahun adalah 51 inci, sedangkan tinggi anak gagal tumbuh 49,8 inci. Kemudian, pada anak usia 11 tahun, tinggi normalnya 52 inci, sedangkan penderita gagal tumbuh justru turun menjadi 49,4 inci.

Selanjutnya, pada anak normal usia 12–13 tahun, tingginya 60 inci, sedangkan penderita gagal tumbuh hanya 52,2 inci. Begitu seterusnya hingga tinggi anak normal usia 16–18 tahun mencapai 68,5 inci, sedangkan penderita gagal tumbuh hanya 59,48 inci. Pada penelitian itu, mereka menggunakan satuan inci, bukan sentimeter (cm) atau meter, menyesuaikan perhitungan internasional.

Tiga mahasiswi tersebut lantas merunut penyebab anak-anak penderita talasemia sangat berpotensi mengalami gagal tumbuh. Biasanya, kata Anastasia, kasus gagal tumbuh pada anak-anak talasemia diawali dari proses transfusi darah.

’’Transfusi darah itu ibarat pisau bermata dua,’’ kata anak tunggal yang hobi masak dan traveling tersebut.

Di satu sisi, hal itu menjadi salah satu penanganan penderita talasemia. Di sisi lain, tranfusi darah menjadi faktor yang mengakibatkan penimbunan besi bebas (iron overload) di dalam tubuh.

Transfusi darah bagi penderita talasemia di Indonesia dilakukan ketika gejala-gejala penyakit itu sudah bermunculan. Padahal, ketika gejala talasemia sudah terlihat dan dilakukan transfusi darah, potensi penimbunan besi bebasnya semakin besar.

’’Alangkah lebih baik jika semua dilakukan sesegera mungkin sebelum gejalanya bermunculan,’’ jelas alumnus SMA Tarakanita 1 Jakarta itu.

Besi-besi yang berlebih dalam tubuh itu dideposit atau disimpan di banyak tempat. Di antaranya, jantung, limpa, dan kelenjar endokrin (penghasil hormon pertumbuhan). Penumpukan besi bebas dalam kelenjar endokrin itulah yang mengakibatkan anak-anak talasemia sangat berpotensi mengalami gagal tumbuh.

LAGI, kiprah mahasiswa Indonesia mencatat prestasi. Penelitian tiga mahasiswi Fakultas Kedokteran UI berhasil menembus forum ilmiah anak muda tingkat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News