The Fed Sudah Bertindak, Apa yang Akan Terjadi dengan Ekonomi Indonesia?

The Fed Sudah Bertindak, Apa yang Akan Terjadi dengan Ekonomi Indonesia?
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memberikan pandangannya terkait dampak kenaikan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed pada ekonomi domestik. Ilustrasi/foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memberikan pandangannya terkait dampak kenaikan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed pada ekonomi domestik.

Menurutnya, normalisasi moneter The Fed yang lebih hawkish terutama kenaikan suku bunga akan mempengaruhi sektor eksternal Indonesia, khususnya pada arus pasar modal.

Seperti yang diharapkan, The Fed terus mengambil langkah yang lebih agresif dalam memerangi inflasi dalam beberapa pertemuan belakangan ini.

"Situasi tersebut telah meningkatkan risiko terhadap posisi cadangan devisa dan stabilitas nilai tukar rupiah," kata Faisal dalam kajiannya yang diterima di Jakarta, Kamis (28/7).

Menurutnya, dua risiko itu tetap ada meski kinerja ekspor cukup baik di tengah harga komoditas yang tinggi dan mendapatkan serangkaian surplus perdagangan yang besar.

The Fed terus menaikkan suku bunga kebijakan atau Fed Funds Rate (FFR) sebesar 75 basis poin (bps) dari 1,5 persen sampai 1,75 persen menjadi 2,25 persen hingga 2,5 persen pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Juli 2022, yang mendorong biaya pinjaman ke level tertinggi sejak 2019 atau sebelum pandemi.

Langkah tersebut diambil dengan latar belakang pasar tenaga kerja yang sangat ketat dan inflasi yang terlalu tinggi.

Meski demikian, Faisal menuturkan Otoritas AS menegaskan kembali bahwa kenaikan berkelanjutan dalam kisaran target untuk suku bunga akan sesuai, yang akan melanjutkan proses pengurangan ukuran neraca secara signifikan.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memberikan pandangannya terkait dampak kenaikan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed pada ekonomi domestik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News