Tiga Aparat Bebas, 7 Pencuri Ikan Merdeka

Tiga Aparat Bebas, 7 Pencuri Ikan Merdeka
Tujuh Nelayan Malaysia yang kemarin dijemput pihak Malaysia dari Batam. Foto : Wijaya Satria/Batam Pos/JPNN
"Kita (Indoenesia,red) tak bisa semau gue. Karena versi Malaysia, lokasi penangkapan itu masuk wilayah teritorial mereka," ujar kepala Stasiun Pengawasan SDKP Pontianak yang membawahi Batam, Bambang Nugroho usai proses pemulangan tiga staf DKP itu di pelabuhan Batam Center kemarin (17/8).

Bambang juga membenarkan bahwasannya menurut keterangan dari tiga stafnya yang ditahan Malaysia itu melakukan tugas dan fungsinya di wilayah teritorial Indonesia. "Malaysia tetap ngotot kalau wilayah itu milik mereka. Hingga saat ini batas-batas teritorial kita juga belum jelas," ujarnya menambahkan.

Padahal menurut dia, perairan di mana para nelayan Malaysia itu ditangkap masuk wilayah pengelolaan perikanan (WPP) Bintan. Ditanya mengapa diplomasi harus berakhir dengan pertukaran tahanan, Bambang menampiknya bahwasannya tidak terjadi barter tetap diplomasi antar Kemenlu masing-masing terhadap sengketa batas wilayah yang tak pernah tuntas hingga Indonesia berusia 65 tahun kemerdekaannya saat ini. "Selamanya akan begini terus kalau tapal batas belum jelas," ujarnya dengan nada pesimis.

Kepala Dinas KP2 Kota Batam Suhartini juga membenarkan bahwasannya tukar menukar tahanan itu dilakukan setelah diplomasi G to G (antar negara) yang dilakukan empat mata antara Kemenlu Indonesia dan Malaysia. "Sampai sekarang batas wilayah kita belum jelas. Harapan kita agar masalah tapal batas ini cepat diselesaikan agar tidak timbul persoalan baru," tandas Suhartini kemarin.

BATAM - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dengan tegas membantah tiga PNS Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Batam yang ditahan PolisiDiraja Malaysia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News