Tim Transisi Rapatkan RAPBN dan Maksimalkan Pokja

Realisasikan Janji-janji Jokowi-JK

Tim Transisi Rapatkan RAPBN dan Maksimalkan Pokja
Tim Transisi Rapatkan RAPBN dan Maksimalkan Pokja

jpnn.com - JAKARTA -  Tim transisi pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Presiden Terpilih Jokowi bergerak cepat. Kemarin, tim tersebut menggelar rapat terkait rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) sekaligus distribusi kinerja antara setiap kelompok kerja (pokja).

 

Sekitar pukul 10.00 lima orang anggota tim transisi datang secara bergelombang. Mereka yang datang ke rumah transisi adalah Kepala Staf  Tim Transisi Rini Soemarno, serta empat orang deputi, Hasto Kristiyanto, Anies Baswedan, Andi Widjajanto, dan Akbar Faisal. Hingga pukul 14.00 belum tampak seorang pun keluar.
    
Tidak lama, Deputi Tim Transisi Hasto Kristiyanto menjadi yang pertama keluar dari rumah yang baru saja diresmikan tersebut. Dia menuturkan, sekarang yang sangat mendesak itu terkait pambahasan RAPBN.

Pasalnya, Presiden SBY menawarkan secara langsung untuk melakukan transisi RAPBN tersebut. "Inikan tawaran presiden, maka langsung dibahas," jelasnya.
    
Pembahasan dalam rapat tersebut, mengutamakan pada politik anggaran yang mendorong untuk menyelesaikan persoalan rakyat, seperti kemiskinan dan pengangguran. Karena itu, tim transisi menyiapkan personil yang benar-benar handal dan paham politik anggaran. "Kami sedang siapkan personil untuk pokja RAPBN," ujarnya.
    
Permasalahan yang juga dibahas terkait RAPBN adalah subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan hutang luar negeri. Karena keduanya cukup kritis, maka harus dilakukan langkah-langkah terobosan.

Caranya, dengan mengkombinasikan kebijakan-kebijakan Jokowi. "Ini dibahas agar bisa diaplikasikan kebijakan Jokowi," tuturnya.
    
Misalnya, bagaimana caranya aspek penerimaan negara bisa ditingkatkan, seperti saat Jokowi memimpin Jakarta yang langsung budgetingnya naik Rp 27 triliun. "Itu semua pembahasannya," jelasnya.
    
Saat ditanya soal kapan akan berkoordinasi dengan pemerintah, dia menuturkan bahwa memang nantinya akan ada pertemuan dengan pemerintah untuk RAPBN itu. Tapi, belum diketahui kapan bisa dilakukan. "Kami punya waktu sampai 20 Oktober, itu saja," ujarnya.
    
Selain pokja RAPBN, Tim Transisi ini juga bakal membentuk sejumlah pokja, diantaranya pokja Perumahan Rakyat, Nelayan, Petani, Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, Transportasi Publik, dan Reformasi Birokrasi. "Pokja ini yang akan mempercepat komitmen Jokowi untuk membangun Indonesia," terangnya.
    
Pokja ini akan berisi kalangan profesional, baik dari partai pengusung, akademisi, dan lainnya. Sebenarnya, pokja ini merupakan unit-unit persiapan masa transisi. "Personil dari semuanya, punya pengalaman dan profesional, diluar partai atau di dalam," ujarnya.
    
Soal apakah tim transisi ini juga akan menyusun kabinet, serta membuat mekanisme penyusunan kabinet, Hasto menjelaskan jika hal tersebut merupakan kewenangan Jokowi. "Saya gak bisa komentar soal kabinet," paparnya.
    
Sementara itu deputi Tim Transisi Anis Baswedan menjelaskan, selain itu hari ini kita menyusun distribusi pokja. Sebab, ada berbagai pokja yang harus dikelola. "Kita akan koordinasikan dengan pemerintah yang sekarang, serta mengaturnya seperti apa," jelasnya.
    
Soal berapa jumlah pokja ini belum final. Dia menuturkan, berpaa jumlah pokjanya ini belum diketahui sampai saat ini. Semuanya masih disusun, nanti kalau sudah final baru diketahui. "Jumlah total belum tau," terangnya ditemui di depan rumah transisi.
    
Pokja ini tidak hanya berupaya untuk menyiapkan masa transisi, tetapi juga merealisasikan janji dari Jokowi-Jusuf Kalla. Kemudian dibentuk personilnya hingga pokja bisa berjalan. "Masih dibentuk semua," ujarnya.
    
Namun, pokja ini memiliki prioritas. Ada pesan dari Presiden Terpilih untuk untuk memprioritaskan sejumlah program, seperti Indonesia Pintar, Nelayan, dan Infrastruktur. "Perhatian utama ada disana," jelasnya.
    
Sebenarnya, lanjut dia, pokja ini mengelola program, bukan proses politiknya seperti menyusun kabinet. Jadi, berbagai program yang disiapkan. "Soal susunan kabinet tidak dibahas,"  ujar lelaki yang juga rektor Universitas Paramadina tersebut. (idr)


JAKARTA -  Tim transisi pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Presiden Terpilih Jokowi bergerak cepat. Kemarin, tim tersebut


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News