Tinggalkan Gaji Besar, Masuk Garda Terdepan Ganyang Malaysia

Tinggalkan Gaji Besar, Masuk Garda Terdepan Ganyang Malaysia
Abdul Ghani Seba. Foto: Kaltim Post/JPNN.com

Tidak banyak kisah perjuangannya pada masa-masa sesudah kemerdekaan. Bersama 42 orang lainnya diberangkatkan dari Balikpapan pada 1964 untuk menjaga perbatasan Kaltim, Pulau Sebatik, Kalimantan Utara.

Keberangkatan tersebut untuk menjaga wilayah Indonesia dari rencana Inggris menggabungkan koloninya di Kalimantan dengan semenanjung Malaysia, dengan cara membentuk Federasi Malaysia.

Rencana itu ditentang Presiden Soekarno. Akhirnya dikirimkan pasukan ke wilayah perbatasan Indonesia di Sebatik dan Kalbar untuk pengamanan.

Seluruh rakyat Indonesia kala itu bergerak menyuarakan anti-Malaysia dengan slogan Ganyang Malaysia.

Selama tiga tahun menjaga perbatasan, Seba dan pejuang veteran dari berbagai profesi tidak mengenal rasa takut dan pantang menyerah.

Pada 1966, sempat dipulangkan ke Balikpapan, namun awal 1967 berangkat lagi ke Sebatik. Kemudian, akhir 1967 dikembalikan ke Balikpapan.

Kebanggaan masih dirasakan Seba. Terlebih 43 pejuang veteran yang diberangkatkan tersebut adalah peleton besar di garis depan.

“Tidak ada pertempuran kala itu. Kami hanya menjaga perbatasan memastikan tidak ada pencaplokan wilayah Indonesia,” ucapnya.

Abdul Ghani Seba merupakan saksi hidup hubungan panas Indonesia-Malaysia pada 1964. Dia di garda terdepan gerakan Ganyang Malaysia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News