Tinta Elizabeth

Oleh: Dahlan Iskan

Tinta Elizabeth
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Setelah terpilih, Liz harus menemui Ratu. Wajib. Untuk mendapatkan pengesahan sebagai perdana menteri Inggris yang baru.

Baca Juga:

Hari itu Ratu Elizabeth masih bisa menemui Liz di Balmoral. Masih berdiri, berjalan dan menjabat tangan Liz.

Senyumnya juga masih khas Ratu Elizabeth. Tidak ada tanda Ratu akan meninggal dunia dua hari kemudian.

Liz adalah perdana menteri ke-15 Inggris yang disahkan Ratu Elizabeth. Pemimpin pemerintahan  terus berganti, tetapi ratunya tetap sama: selama 70 tahun.

Gejolak terbesar selama 70 tahun itu justru datang dari dalam kerajaan. Yakni ketika Pangeran Charles menduakan Lady Diana, istrinya.

Lady Di begitu hidup di hati rakyat Inggris. Juga di luar Inggris. Kecantikannyi, keanggunannyi, dan keibuannyi begitu cocok bisa menjadi permaisuri Raja Inggris berikutnya.

Akan tetapi Charles jatuh cinta ke wanita lain yang Anda pun malas menyebutkan namanyi.

Ratu Elizabeth menghadapi gejolak itu tanpa komentar apa pun.

Elizabeth sebenarnya tidak punya harapan jadi Ratu Inggris. Yang lebih berhak ialah sepupunya: anak dari pakde-nya, Raja Edward VIII.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News