TKN Jokowi Khawatir Elite Partai Tak Mengerti Bahasa Inggris

TKN Jokowi Khawatir Elite Partai Tak Mengerti Bahasa Inggris
Arsul Sani. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Tim kampanye nasional Jokowi - Ma'ruf Amin menilai debat kandidat presiden dengan bahasa Inggris tidak memberi banyak manfaat kepada masyarakat.

Sebab, selain melanggar perundang-undangan, debat dalam bahasa Inggris juga membuat masyarakat bahkan elite partai politik tidak bisa menangkap sepenuhnya maksud kandidat.

"Jangan-jangan nanti kalau ada debat bahasa Inggris yang enggak mengerti malah tokoh atau petinggi partai. Anggota DPR-nya juga, bukan hanya rakyat. Jadi jangan genit-genit, malah bikin malu," kata Wakil Ketua TKN Jokowi - Ma'ruf, Arsul Sani di Rumah Pemenangan Jokowi - Ma'ruf, Jalan Cemara, Jakarta Pusat, Jumat (14/9).

Dalam perundang-undangan, lanjut Arsul, penggunaan bahasa Inggris dalam debat resmi melanggar pasal 32 undang-undang nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan.

Dalam pasal itu dijelaskan, bahasa Indonesia wajib digunakan dalam forum yang bersifat nasional atau forum yang bersifat internasional di Indonesia. "Debat capres dan cawapres itu forum itu resmi bukan? Saya kira itu forum resmi. Jadi menjadi akan sulit kalau yang dimaksud dengan forum debat itu adalah forum debat yang diatur atau yang diselenggarakan KPU," kata dia.

Untuk menjaga kewibawaan bangsa, lanjut dia, presiden-presiden sebelumnya juga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi di tanah air. Bahkan, lanjut dia, Presiden Kedua RI Soeharto, selama 30 tahun menerima tamu asing menggunakan bahasa Indonesia dengan dibawakan penerjemah.

"Presiden di negara tetangga seperti Jepang dan Tiongkok menggunakan sikap serupa dalam menyambut tamunya," tutur Arsul. (tan/jpnn)


Kubu Jokowi menilai debat capres nanti tidak perlu pakai bahasa Inggris. Tidak memberi manfaat untuk rakyat.


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News