Tomcat Sudah Ada Sejak 1901

Tomcat Sudah Ada Sejak 1901
Tomcat Sudah Ada Sejak 1901
Dia menegaskan, Tomcat tidak menggigit dan menyengat manusia, sehingga tidak berbahaya. Namun, serangga ini mempunyai cairan hemolimfa (darah) atau disebut paderin yang mengandung zat beracun untuk perthanan dirinya. Apabila terkena kulit, paderin bisa menyebabkan iritasi, dan apabila digaruk akan menyebar ke bagian tubuh lain. Kendati demikian, pederin tidak menyebabkan kulit melepuh sebagaimana gejala penyakit herpes atau dermatitis yang disebabkan oleh serangga lain seperti Meloidae.

“Jika Tomcat menempel pada kulit maka tidak akan menyebabkan dermatitis, kecuali kalau serangga ini tergencet sehingga cairan hemolimfanya yang mengandung pederin mengenai kulit. Maka, kalau ada Tomcat di kulit kita, jangan ditepuk,” katanya.

Serangga Tomcat banyak ditemukan di areal persawahan atau tanaman pertanian lain. Serangga ini merupakan predator (pemangsa, red) yang memakan serangga kecil. “Di persawahan Tomcat memakan wereng cokelat yang merupakan hama padi. Seekor serangga Tomcat dewasa mampu memakan 5-7 wereng pradewasa (nimfa),” ungkap Purnama.

Dia merinci, umur Tomcat bisa mencapai 120 hari. Sehingga jika rata-rata Tomcat memakan lima ekor wereng cokelat sehari, maka selama hidupnya serangga ini bisa memakan lebih dari 600 ekor hama wereng cokelat pada tanaman padi. Pada lahan persawahan yang menerapkan pengendalian hama terpadu (PHT) tanpa pestisida, populasi serangga Tomcat sangat tinggi.   

BOGOR-- Peneliti tomcat dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr. Ir. Purnama Hidayat, M.Sc mengatakan, tomcat sama sekali tidak berbahaya. Bahkan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News