Trik Pemerintah Genjot Kinerja Industri Elektronik

jpnn.com, JAKARTA - Para pelaku industri elektronik berharap industri pendukung tumbuh sejalan supaya impor komponen dapat berkurang.
Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kemenperin Janu Suryanto mengakui, industri elektronika nasional masih bergantung pada bahan baku dan komponen impor.
Hingga kini, industri bahan baku dan komponen elektronik belum berkembang. Negara asal impor terbesar produk elektronika Indonesia adalah Tiongkok, disusul Singapura, Jepang, Thailand, dan Korea.
Menurut Janu, untuk meningkatkan daya saing dan mengurangi impor, pemerintah memberikan insentif agar mendorong tumbuhnya industri komponen yang strategis.
’’Insentif perpajakan yang ditawarkan kepada investor, antara lain, tax holiday dan tax allowance,’’ ujar Janu di kantor Kemenperin, Kamis (21/2).
Untuk penguatan struktur industri dan meningkatkan daya saing, pemerintah menyiapkan regulasi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dan memberlakukan Standar Nasional Indonesia (SNI) secara wajib.
Janu menyebutkan, penerapan kebijakan TKDN 4G LTE berhasil membawa masuk 43 merek, 39 pemilik merek, dan 22 pabrik ke industri dalam negeri.
’’Kebijakan TKDN juga berhasil menekan impor cukup signifikan, dari 60 juta unit pada 2014 menjadi sebelas juta unit pada 2017,’’ tambah Janu.
Para pelaku industri elektronik berharap industri pendukung tumbuh sejalan supaya impor komponen dapat berkurang.
- Jadi Pelopor AI, BINUS University Dorong Ekosistem Kerja Kreatif Berbasis Teknologi
- Epson Mobile Projector Cart Raih Penghargaan Best of the Best di Red Dot Design Awards 2025
- PGE Raih Pendapatan USD 101,51 Juta di Kuartal I 2025, Dorong Ekosistem Energi Berkelanjutan
- Smelter Merah Putih PT Ceria Mulai Produksi Ferronickel
- ABM Investama Tunjukkan Resiliensi-Komitmen ESG di Tengah Tantangan Industri 2024
- Peringatan Hari Bumi 2025, PalmCo Atur Strategi untuk Percepat Net Zero Emisi