Tugas Paramedis di 'UGD Buruh Migran'

Ada Pasien Patah Tulang karena Hindari Kehormatan Hilang

Tugas Paramedis di 'UGD Buruh Migran'
Sukanah, ketika diperiksa oleh Dokter Regan Lombantoruan di ruang UGD TKI. Foto: Zulham Mubarak/Jawa Pos.
Ely sang perawat menambahkan, kini dirinya sedang menanti proses visa untuk menjadi saksi ahli mewakili BNP2TKI dan klinik TKI tersebut untuk pengadilan terhadap majikan Keni di Arab Saudi. Dia juga sedang menyiapkan legalisasi hasil visum et repertum yang akan dijadikan bukti di pengadilan di sana. "Bulan depan mungkin, Mas. Ini saya juga sedang menyiapkan materinya," ujarnya.

Rekan Ely, Suratman (27), punya cerita lain yang lebih menyayat. Pada 2008, dia pernah merawat TKI yang pulang dari Arab Saudi dengan kondisi mengenaskan. Kulit kepala wanita itu mengelupas dan membusuk. Sampai-sampai rambut di kepalanya rontok. Rupanya, setelah dianiya majikan, dia dipulangkan ke Indonesia tanpa mendapat perawatan medis yang memadai terlebih dahulu.

"Ketika itu, air mata saya meleleh saat mengobati luka wanita korban penyiksaan itu," tuturnya.

Yang mengherankan Suratman, wanita itu menolak diekspos. Dia pulang ke kampung halamannya dan mencoba menyelesaikan persoalannya dengan sang majikan secara hukum. "Kami merasa seakan-akan bangsa ini tidak punya harga diri,"  kata Suratman. (c4/el)

Banyaknya buruh migran yang menjadi korban penyiksaan dan kecelakaan kerja di luar negeri menginspirasi berdirinya klinik khusus TKI di Terminal


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News