SBY Turun Gunung
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
SBY mengaku harus turun gunung karena ada indikasi bahwa pemilu akan direkayasa supaya hanya diikuti oleh dua pasangan calon saja, itu pun calon yang direstui oleh rezim yang berkuasa.
Selama ini, SBY sudah ‘’naik gunung’’ setelah purnatugas sebagai presiden. Dia lengser keprabon dan madeg pandito dengan menjadi ketua Dewan Pembina Partai Demokrat.
Jabatan yang diemban SBY sangat powerful dan menentukan, sehingga praktis SBY masih memegang kontrol penuh terhadap partainya.
Jadi, SBY tidak pernah benar-benar madeg pandito dalam artian menyingkir naik ke gunung dan bertapa sebagai seorang pandito.
SBY tetap aktif sebagai politikus dan menempati posisi tertinggi di puncak gunung partai yang didirikannya.
Pernyataan turun gunung SBY ini mendapat respons panas dari PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) yang merasa tersentil oleh SBY.
PDIP merasa bahwa SBY secara langsung telah menyerang kredibilitas PDIP sebagai partai yang berkuasa.
Saling lontar serangan pun berseliweran.
SBY mengaku harus turun gunung karena ada indikasi bahwa pemilu akan direkayasa supaya hanya diikuti oleh dua pasangan calon saja.
- Tegas, Demokrat Tidak Akan Usung Anies Baswedan di Pilkada DKI
- Herman Khaeron Anggap Wajar Wacana Revisi UU Kementerian Negara
- PDIP Tolak Revisi UU Kementerian Negara, PAN Mengingatkan: Ada Mekanisme
- Klub Presiden Bisa Berikan Ide dan Gagasan Besar untuk Kemajuan NKRI
- Lia Camino
- Soal Usulan Pembentukan Presidential Club, Mega Sedang Lakukan ini