Utang Biasa-Biasa

Oleh: Dahlan Iskan

Utang Biasa-Biasa
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Sekitar tahun itulah rasio utang Amerika dibanding PDB-nya mencapai 100 persen. Dan kini, menjadi hampir 200 persen. Anda pun bisa horeeee: Indonesia baru 50 persen.

Suatu saat utangnya pada Tiongkok saja mencapai USD 1,5 triliun. Belakangan Tiongkok terus menurunkan utang itu. Kini 'tinggal' 800 miliar dolar. Tinggal Jepang yang masih menaruh uang lebih USD 1 triliun di Amerika.

Dulu Tiongkok selalu menyimpan uang kelebihannya untuk membeli obligasi negara Amerika. Aman. Stabil. Belakangan Tiongkok melihat dolar tidak akan terus terlalu kuat.

Maka kelebihan uang Tiongkok ditanam di infrastruktur. Juga ditanam sebagai investasi di negara lain, dengan risiko macet.

Kini pemberi utang terbesar Amerika adalah (empat besar): Jepang, Tiongkok, Inggris, dan negara kecil Belgia.

Hebatnya Amerika, total utang ke negara lain itu hanya 25 persen dari total USD 31 triliun. Selebihnya dari dalam negeri. Maka betapa kaya swasta di Amerika.

Kalau tanggal 1 Juni depan Kongres tidak menyetujui penambahan plafon utang lagi maka pilihan-pilihan buruk itu terjadi: tidak bisa bayar utang, atau anggaran untuk gaji, kesehatan, dan kemiskinan dipotong besar-besaran.

Rakyat miskin akan sangat menderita. Kemungkinan lain, untuk kali pertama Amerika gagal bayar utang.

Pemerintah sudah mendesak agar DPR mengizinkan kenaikan plafon utang negara. Tanpa persetujuan itu dana kesehatan dan jaminan sosial tidak bisa dibayarkan lagi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News