Vaksin Gotong Royong Dimulai, Epidemiolog: Orang Sehat dan Tidak Bergejala Tidak Ada di Prioritas

Vaksin Gotong Royong Dimulai, Epidemiolog: Orang Sehat dan Tidak Bergejala Tidak Ada di Prioritas
Vaksinator menyuntikan vaksin COVID-19 saat saat vaksinasi COVID-19. (Supplied: ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/hp.)

Program vaksinasi gotong-royong resmi dimulai 18 Mei 2021, ditandai dengan pelaksanaan secara serentak vaksinasi untuk karyawan di 19 perusahaan di kawasan Jabodetabek.

Presiden Joko Widodo memantau jalannya vaksinasi gotong-royong dengan mengunjungi PT Unilever Indonesia, Tbk. yang berlokasi di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Jawa Barat.

"Kita berharap dengan telah dimulainya vaksinasi ... kita harapkan kawasan-kawasan produksi [dan] kawasan-kawasan industri, pabrik, dan perusahaan-perusahaan yang produktif ini akan bisa bekerja lebih produktif lagi dan tidak terjadi penyebaran COVID di perusahaan-perusahaan," ucap Presiden Jokowi.

Program Vaksinasi Gotong-royong adalah program resmi yang dikoordinasikan oleh Kamar Dagang Indonesia (KADIN) untuk sektor industri, yang pelaksanaannya berada di bawah ranah Kementerian BUMN dan Biofarma.

Astra Indonesia adalah satu dari 22.736 perusahaan yang mendaftar skema program mandiri Vaksinasi Gotong-royong. 

Kepada ABC Indonesia, Stany Meizard Pieters, kepala Departemen Sumber Daya Manusia PT Asuransi Jiwa Astra yang bernaung di bawah Astra Indonesia di Jakarta mengaku terbantu dengan adanya program ini, meski ia merasa agak terlambat.

"Yang mobilitas dan produktivitasnya tinggi kan sebenernya orang-orang kantor yang menjadi sasaran vaksin gotong-royong ini, tapi ini kesannya malah agak belakangan dibanding yang lain-lain."

"Orang kantor seperti kami ini berisiko banget, tiap hari pulang-pergi, mobilitasnya tinggi dan kita juga bisa jadi pembawa virus ke mana-mana," ujarnya sambil menambahkan banyak posisi krusial yang tidak memungkinkan mereka bekerja dari rumah sepenuhnya.

Menjadi masukan bagi Pemerintah Indonesia dari sejumlah pengamat kesehatan yang mengatakan program vaksinasi gotong royong seharusnya tidak bersifat ekslusif hanya untuk warga yang mampu membelinya

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News