Wacana Presiden 3 Periode Operasi untuk Menundukkan Publik

Menurut Mikhael, pernyataan Jokowi adalah pemimpin yang sukses dan baik, sehingga layak memimpin satu periode lagi adalah sebuah pernyataan bersayap.
Di satu sisi, wacana ini adalah ungkapan jujur, natural, dan apa adanya dari rakyat terutama mereka yang hidup di kampung-kampung yang memang punya pengalaman empirik tentang kebaikan hati Jokowi.
Namun, di sisi lain ketika bahasa rakyat itu ditunggangi, dibelokan bahkan sudah diagendakan oleh rezim kekuasaan atau aktor politik, aktivis dan sejenisnya, maka itu sudah jelas-jelas operasi kekuasaan.
"Jokowi itu pada dirinya sendiri adalah simbol. Misalnya simbol sebagai pemimpin yang baik, dan merakyat dan lainnya."
"Ketika simbol ini dioperasikan lewat wacana untuk kepentingan kekuasaan tiga periode maka simbol Jokowi merakyat, dan sebagainya itu sudah dibajak."
"Yakni untuk agenda perebutan kekuasaan dan melanggengkan kepentingan rezim bisnis-politik yang nantinya mendapat manfaat dari Jokowi tiga periode ini," kata Bataona.
Mikhael membenarkan, wacana presiden tiga periode sah-sah saja di alam demokrasi.
Namun, sebagai sebuah bahasa dan proposisi yang sudah diwacanakan secara teknis, taktis dan bertujuan politik kekuasaan maka kemurnian dan kepantasannya perlu diuji secara nalar melalui dikursus yang fair dan terbuka.
Wacana masa jabatan presiden tiga periode dinilai sebagai operasi untuk menundukkan publik.
- Prabowo: Saya Dibilang Presiden Boneka, Dikendalikan Pak Jokowi, Itu Tidak Benar
- Eks KSAL Ini Anggap Gibran bin Jokowi Tak Memenuhi Kriteria Jadi Wapres RI
- Roy Suryo Ungkap Ironi Laporan Jokowi, Dilayangkan Saat Hari Keterbukaan Informasi
- Gus Din Apresiasi Jokowi Membuat Laporan ke Polisi Soal Ijazah Palsu
- 5 Berita Terpopuler: Ada Uang Setoran Masuk, Banyak NIP CPNS & PPPK Terbit, Memalukan dan Tidak Elegan
- Polisi Didesak Proses Laporan Jokowi soal Kasus Ijazah Palsu