Wacana Presiden 3 Periode Operasi untuk Menundukkan Publik

Wacana Presiden 3 Periode Operasi untuk Menundukkan Publik
Akademisi dari Universitas Katolik Widya Mandira Kupang Mikhael Rajamuda Bataona (ANTARA/Bernadus Tokan)

Menurut Mikhael, pernyataan Jokowi adalah pemimpin yang sukses dan baik, sehingga layak memimpin satu periode lagi adalah sebuah pernyataan bersayap.

Di satu sisi, wacana ini adalah ungkapan jujur, natural, dan apa adanya dari rakyat terutama mereka yang hidup di kampung-kampung yang memang punya pengalaman empirik tentang kebaikan hati Jokowi.

Namun, di sisi lain ketika bahasa rakyat itu ditunggangi, dibelokan bahkan sudah diagendakan oleh rezim kekuasaan atau aktor politik, aktivis dan sejenisnya, maka itu sudah jelas-jelas operasi kekuasaan.

"Jokowi itu pada dirinya sendiri adalah simbol. Misalnya simbol sebagai pemimpin yang baik, dan merakyat dan lainnya."

"Ketika simbol ini dioperasikan lewat wacana untuk kepentingan kekuasaan tiga periode maka simbol Jokowi merakyat, dan sebagainya itu sudah dibajak."

"Yakni untuk agenda perebutan kekuasaan dan melanggengkan kepentingan rezim bisnis-politik yang nantinya mendapat manfaat dari Jokowi tiga periode ini," kata Bataona.

Mikhael membenarkan, wacana presiden tiga periode sah-sah saja di alam demokrasi.

Namun, sebagai sebuah bahasa dan proposisi yang sudah diwacanakan secara teknis, taktis dan bertujuan politik kekuasaan maka kemurnian dan kepantasannya perlu diuji secara nalar melalui dikursus yang fair dan terbuka.

Wacana masa jabatan presiden tiga periode dinilai sebagai operasi untuk menundukkan publik.

Sumber ANTARA

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News