Waduh! Imbas Kasus Brigadir J Bisa Merepotkan Presiden, Jangan Main-Main
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Development Monitoring Surya Fermana menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa mendapat dampak negatif jika polisi terlalu lama mengungkap kasus tewasnya Nofryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
"Bila terlambat akan menjadi krisis pemerintahan Jokowi dan juga menjadi krisis berbangsa dan bernegara," kata Surya melalui keterangan persnya, Rabu (3/8).
Menurut dia, pengungkapan kasus tewasnya anggota Brimob itu hingga kini masih tanda tanya.
Toh, kata Surya, polisi saat ini belum memberikan informasi yang memadai selama mengungkap kasus tewasnya Brigadir J.
"Publik hanya melihat adanya mondar-mandir koordinator penanganan dari Polda Metro ke Bareskrim. Namun, update penanganan belum didapatkan," kata Surya.
Dia mengatakan Komnas HAM yang belakangan lebih bergerak lincah daripada kepolisian di dalam menyelidiki dan memeriksa barang bukti meski tanpa kesimpulan.
Namun, dia mengingatkan bahwa Komnas HAM hanya bertugas menilai ada atau tidaknya pelanggaran dalam kasus tewasnya Brigadir J, bukan projusticia menemukan tersangka.
"Aktifnya Komnas HAM dan para pengacara pihak-pihak yang terlibat dalam perkara memunculkan kontroversi baru, publik makin ramai tetapi kepastian hukum belum didapatkan," ujar Surya.
Surya Fermana menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa memperoleh efek negatif apabila polisi terlalu lama mengungkap kasus tewasnya Brigadir J.
- Soal Upacara HUT ke-79 RI di IKN, RK Bilang Fasilitas Penunjang Sudah Selesai Dibangun
- Timnas U-23 Indonesia vs Guinea, Jokowi: Harus Optimistis Menang
- Dunia Hari Ini: Jalan Raya di Guangdong Runtuh, 24 Orang Tewas
- Kunker ke NTB, Presiden Jokowi & Mentan Amran Bersepeda di Lombok
- Permohonan Tim Hukum PDIP ke PTUN: Apa Betul Ada Pelanggaran Hukum oleh KPU?
- Tinjau Panen Jagung Bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi: Semua Pihak Ambil Langkah