Waduh! Serum Anti Tetanus Juga Dipalsukan, Ini Buktinya…
jpnn.com - BENGKULU – Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Bengkulu menyatakan vaksin yang tersebar di Provinsi Bengkulu, dipastikan aman setelah melakukan uji laboratorium.
Namun, yang mencengangkan, BPOM menemukan serum ATS (anti tetanus) bermerk Biosat 1.5 yang diduga palsu di Kabupaten Seluma.
“Untuk vaksin kami sudah periksa dan hasilnya negatif, namun kali ini sedang dalam tahap pengujian laboratorium lebih lanjut terhadap temuan serum anti tetanus yang diduga palsu,” tegas Kepala BPOM Bengkulu, Drs Arnold Sianipar, M pharm Apt, kepada BE (Jawa Pos Group).
Ia menceritakan, saat sedang mengambil sampel vaksin di beberapa titik sarana distribusi yang tersebar di wilayah Provinsi Bengkulu, tim pengawas curiga terhadap kemasan serum tersebut dan segera mengamankannya.
“Tujuan kami awalnya hanya mengambil sampel vaksin, tapi setelah melihat kemasan serum ATS dari luar yang labelnya mencurigkan, segera kita temui pihak pengelola sarana distribusi untuk mengkonfirmasi temuan tersebut,” papar Arnold.
Berdasarkan keterangan dari pihak pengelola saran distribusi, serum tersebut didapatkan dari Palembang, Provinsi Sumatera Selatan. “Menurut mereka, serum tersebut baru seminggu beredar di wilayah Kabupaten Seluma dan baru beberapa buah ampul yang sudah terjual,” ungkapnya.
Dituturkan Arnold, selain label kemasan sekunder (kotak luar) dan primer (kemasan label ampul) yang tidak sesuai dengan standar, harga penjualan serum tersebut pun jauh lebih murah dari harga pasaran dan harga label.
“Harga menurut label serum tersebut perkotak yang berisi 10 ampul Rp 158.125, namun pihak sarana distribusi tersebut mengambil serumnya dengan harga Rp 80 ribu dan dijual kembali dengan harga Rp 120 ribu,” ujar Arnold.
BENGKULU – Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Bengkulu menyatakan vaksin yang tersebar di Provinsi Bengkulu, dipastikan aman setelah melakukan
- Jaksa Beberkan Peran Sentral Eks Bupati Kuansing Dalam Kasus Korupsi Rp 22,6 Miliar
- Ani Sofian Melantik 850 PPPK Pemkot Pontianak, Ini Pesannya
- Rahima Istri Mantan Gubernur Jambi Dituntut 4 Tahun 5 Bulan Penjara
- Eks Bupati Kuansing Sukarmis Ditahan Jaksa terkait Korupsi Rp 22,6 Miliar
- Kementan Mengevaluasi Upsus Antisipasi Darurat Pangan di Kalimantan Selatan
- Bayar Gaji Ribuan PPPK, Pemkab Banyuwangi Mengalokasikan Rp 250 Miliar Per Tahun