Wajar Omongan Jokowi soal Racun Kalajengking jadi Ramai

Wajar Omongan Jokowi soal Racun Kalajengking jadi Ramai
Presiden Jokowi. Foto: Mohammad Amin/Radar Banjarmasin/dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ucapan Presiden Jokowi soal racun kalajengking menjadi kontroversi dan menjadi perbincangan hangat di masyarakat.

Pengamat politik Idil Akbar mengatakan, fenomena mengkapitalisasi ucapan tokoh politik jelang pilpres merupakan hal yang lumrah di negara demokrasi dengan keterbukaan informasi tinggi.

Karena itu, tidak heran ucapan Presiden Joko Widodo soal racun kalajengking maupun ucapan Prabowo Subianto Indonesia diprediksi bubar 2030 sempat menimbulkan kontroversi di tengah masyarakat.

Menurut Idil, publik di Amerika Serikat bahkan dapat menghina calon pemimpin yang tidak disukainya secara terbuka. Berbeda dengan Indonesia yang memiliki aturan hukum terkait ujaran kebencian (hate speech).

"Saya kira dinamika yang terjadi sekarang ini lumrah di negara demokrasi yang keterbukaan informasinya sangat tinggi. Setahu saya di AS bahkan lebih parah, bisa mengata-ngatai calon presiden. Mereka tidak mengenal hate speech," ujar Idil kepada JPNN, Jumat (4/5).

Meski hal yang lumrah, pengajar di Universitas Padjadjaran Bandung ini berharap demokrasi Indonesia tidak kebablasan. Semua pihak sebaiknya kembali menyadari bahwa demokrasi yang dibangun penuh dengan nilai-nilai budaya ketimuran yang penuh tata krama.

"Saya kira perlu direnungkan bersama, apakah akan menuju ke sana seperti di AS, atau menjaga nilai-nilai demokrasi sesuai adat ketimuran, sehingga tidak menjadi liar. Saya melihat kecenderungannya sekarang ini mulai liar," ucapnya.

Idil menilai, dalam hal ini tokoh politik yang perlu bersikap dewasa terlebih dahulu. Dewasa menyikapi perbedaan dan tidak menghalalkan segala cara untuk meraih kemenangan.

Pengamat politik Idil Akbar menilai, wajar omongan Presiden Jokowi soal racun kelajengking memantik kontroversi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News