'Waktu Aku Pergi, Mamak Menangis'

Perempuan kelahiran Rimo, Gunung Meriah, Aceh Singkil, 12 Mei 1994 ini mengatakan, dirinya sudah sejak lama memiliki keinginan untuk mengajar di daerah terpencil.
Menurut Zully, mengabdi di pelosok negeri nun jauh dari perkotana bisa menumbuhkan sikap saling menghargai dan nilai kekeluargaan.
Menurutnya, hal itu sudah mulai luntur dan mulai tergerus di dunia pendidikan yang disebabkan oleh perkembangan zaman, khususnya sekolah di kota.
Di tempat bertugas itu, dia bisa langsung melihat kondisi pendidikan yang jauh tertinggal.
"Siswa-siswa di kota saat ini kurang menghargi guru. Jadi aku ingin ke tempat yang rasa kekeluargaannya masih kental," tuturnya.
Baginya, pendidikan sangatlah penting bagi setiap orang untuk mengubah nasib dan meraih cita-cita.
Pendidikan bukan hanya untuk orang di kota tapi juga orang di pelosok-pelosok. Oleh karenanya, setiap anak bangsa tentu harus merasakan dan mendapatkan pendidikan di bangku sekolah. Kerena dengan memperoleh ilmu pengetahuan akan mengubah nasib seseorang.
"Pendidikan sangat penting. Karena untuk meraih cita-cita, kita harus memiliki ilmu. Untuk menjadi apapun kita harus memiliki pengetahuan. Kalau kita tidak memiliki pengetahuan, bagaimana kita akan hidup?" ujarnya.
Terinspirasi novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, Zully Hijah Yanti AD akhirnya mengabdi ke Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
- Puluhan Tahun Mengabdi Penuh Dedikasi, Guru SLB di Cibinong Dapat Hadiah Umrah dari Pemkab Bogor
- Pengamat Sebut Bahlil Lahadalia Tokoh Laskar Pelangi dari Indonesia Timur
- Rizal GSM: Guru di Australia Cara Mengajarnya seperti Film Laskar Pelangi, Indonesia Bagaimana?
- Pelangi Kesepian
- Pelangi Mangga
- Pelangi Bangkit