Wali Kota tak Hadiri Pembukaan Pekan Gawai Dayak, Ini Alasannya

Wali Kota tak Hadiri Pembukaan Pekan Gawai Dayak, Ini Alasannya
Salah satu turis asing menyalami gadis ayu finalis Dara Gawai di lokasi Pekan Gawai Dayak (PGD) ke-32 di Rumah Radakng, Jalan Sultan Syahrir Pontianak, Sabtu (20/5). Foto: RIZKA NANDA/Rakyat Kalbar/JPNN.com

"Waktu itu anak saya kerja di sana," ungkap Purwanto.

Dia berharap agar anak-anak negeri ini tak mudah terprovokasi. Terpancing emosi akan mudah memicu konflik sehingga masyrakat sendiri yang rugi. Oleh karena itu, Purwanto juga berharap semua pihak lebih menahan diri. Semua masalah bisa diselesaikan secara baik-baik.

"Saya bukan warga sini, tapi Kalbar juga bagian dari Indonesia. Kita jangan mau dihasut, kalau dihasut pasti cepat marah kan, akhirnya rusuh. Siapa yang rugi? Kita juga kan," pungkasnya.

Gawai Dayak sendiri merupakan tradisi turun temurun. Diselenggarakan setiap tahun sebagai ucap syukur terhadap hasil panen. Kemarin, Gubernur Cornelis meresmikannya dengan memukul alat musik tradisional Kangkuang.

“Kita tidak melarang orang datang untuk melihat Pekan Gawai Dayak. Orang datang ramai silakan, namanya juga Gawai, pesta bergembira ria meramaikan kota ini sekali setahun,” ujar Cornelis saat mengisi sambutan pembukaan Pekan Gawai Dayak.

Cornelis mengulangi apa yang telah disampaikannya sebelum ini. Ia menegaskan agar masyarakat tak perlu cemas.

“Jangan kuatir, negara hadir. Jangan cemas, pemerintah lengkap, gubernur ada, walikota ada, TNI dan Polri ada, masyarakat ada,” tuturnya

Ia menyatakan suku Dayak merupakan suatu contoh keberagaman yang menyatu dan melekat erat dengan NKRI.

Pekan Gawai Dayak ke-32 resmi dibuka Gubernur Kalimantan Barat Cornelis, di Rumah Radangk, Pontianak, Sabtu (20/5).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News