Waralaba Furniture Buka di Kota Kecil

Waralaba Furniture Buka di Kota Kecil
Waralaba Furniture Buka di Kota Kecil
Kesuksesan perusahaan yang menawarkan merek dagang dengan harga jual Rp 30 juta antara lain dikarenakan dukungan tanpa biaya tambahan untuk manajemen dan perencanaan bisnis, pelatihan sumber daya, aktivitas marketing, hingga pengetahuan produk bagi pemegang lisensi. "Kami juga memproduksi sendiri, berbeda dengan toko furniture lainnya." Sementara untuk investasi barang, pemilik toko bisa menyiapkan modal Rp 25 juta hingga Rp 100 juta.

Bagaimanakah dengan jangka waktu kembalinya investasi (return of investment atau RoI, red)? Hotman menghitung dengan biaya operasional yang memakan porsi 20 persen dari omzet, RoI diperkirakan terjadi antara 6-7 bulan sejak toko berdiri.

Terkait dengan persaingan jaringan ritel furniture besar lainnya, Hotman menjelaskan bahwa saat ini pihaknya mulai melakukan rebranding produk di beberapa outletnya. Yang semula hanya menyasar segmen menengah bawah, sekarang makin melengkapi produk untuk kalangan menengah atas. Seperti misalnya menyediakan brankas di toko-toko yang berada di lokasi perumahan mewah di Wiyung. Furnimart juga melengkapi koleksi barang untuk perabotan kantor. Selain itu, porsi produk impor dari Tiongkok yang mencapai 40 persen tetap di pertahankan agar konsumen memperoleh perabotan dengan model terbaru.

"Saat ini sudah ada pengajuan tiga outlet baru dari target tujuh outlet di 2011. Sementara toko baru yang dikelola sendiri oleh PBTL akan bertambah tiga gerai lagi," ujar Hotman menjelaskan strategi ekspansi usahanya. Antara lain di Malang, Surabaya, serta Lamongan. (aan/ito/jpnn)

SURABAYA - Minat pengusaha daerah untuk menekuni bisnis waralaba furniture makin besar. Pertumbuhan hunian baru dianggap sebagai salah satu penopang


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News