Warga Indonesia di Melbourne Melihat Peluang Bisnis Cenderamata Australia


Bisnis online bernama AllGood Journey yang juga menjual pakaian sederhana tersebut merupakan hasil putar otak Oky dan temannya di tengah ketidakpastian pandemi.
Tanpa ia duga, produk cenderamata yang dapat diantar sampai rumah tersebut "terjual cukup banyak".
"Kebanyakan [dibeli] orang Indonesia yang mau pulang. Rata-rata pesan ke kami karena QVM sudah tutup dan tidak ada [penjual] yang lain," kata Oky.
"[Penjualan] lumayan padat karena hampir setiap hari ada [pembeli]."
Karena tingginya permintaan, pria asal Medan tersebut sempat merasa kewalahan ketika harus mengantarkan cenderamata ke rumah masing-masing pembeli.
"Pertamanya saya kira kalau dua orang saja saya bisa antar, tapi lama-lama, setiap hari ada permintaan. Akhirnya saya berikan syarat akan antar bila sudah ada 11 pembeli lain," katanya.
Sayangnya, bisnis tersebut harus tutup sementara sejak 'lockdown' Melbourne tahap keempat awal Agustus lalu, sehingga tidak memungkinkan bagi Oky untuk mengambil barang dari gudang.
Pembatasan di tengah pandemi telah menghambat aktivitas dagang di pasar tertua Victoria di Melbourne
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina