Wayang Kathy

Oleh: Dahlan Iskan

Wayang Kathy
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Tentu saya mengagumi rumahnya. Yang tidak sampai 2 km dari exit tol itu. Halamannya luas. Gerbang masuknya dua buah, yang kiri khusus untuk logistik: truk pengangkut wayang dan gamelan lewat gerbang itu.

Bagian depan rumah berbentuk pendapa. Joglo Jawa. Di situlah digelar satu set gamelan pelok-slendro. Lengkap dengan kelir untuk pentas.

Rupanya dari sinilah wayang virtual Purbo Asmoro official diproduksi, selama pandemi.

Lihatlah YouTube-Nya. Begitu banyak yang mengakses, meski masih kalah dari almarhum Ki Seno Nugroho yang lebih nge-pop.

Salah satu lakon Seno telah ditonton oleh 1,7 juta pemirsa YouTube. Tak terbayang kan sebelumnya.

Kini, penikmat wayang seperti saya bisa nonton kapan saja, sebuah kenikmatan baru yang hanya tersedia gegara Covid-19.

Tentu saya minta izin ke toilet dulu, sudah menahan kencing sejak melintasi Semarang. Toiletnya bersih, penanda pemilik rumahnya memiliki kemampuan manajemen yang baik.

Tidak banyak yang saya obrolkan, karena sudah sering bicara lewat telepon. Pun sudah saya tulis di Disway.

Kathy sangat jeli melihat perjalanan wayang kulit. Namun, awalnya dia begitu sulit mencari pembimbing tesisnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News