Wiranto: Saya Senang Indonesia Memiliki Banyak Bibit Atlet Bulutangkis
jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum PP PBSI 2016-2020, Wiranto mulai turun ke bawah melihat langsung potensi bibit-bibit pebulutangkis sekaligus mengamati kondisi perbulutangkisan nasional.
Hal ini ia lakukan sebagai langkah awal untuk menyusun program sekaligus mewujudkan komitmennya mengembalikan kejayaan bulutangkis Indonesia.
"Saya menghadiri Kejuaraan Provinsi Piala Gubernur DKI Jakarta 2016 ini untuk mulai melihat secara langsung kondisi sebenarnya perbulutangkisan nasional,” ujar Wiranto seperti diberitakan Indopos (Jawa Pos Group) hari ini.
“Saya cukup senang karena ternyata kita memiliki banyak bibit pemain yang bisa dibina dengan baik, diberi kesempatan bertanding lebih banyak agar mereka menjadi pemain dunia," ujar Menkopolhukam ini.
Kejuaraan Provinsi Piala Gubernur DKI Jakarta 2016 mempertandingkan 27 nomor mulai dari kelompok usia dini hingga dewasa.
Sekitar 1000 pebulutangkis Ibukota yang membela kotamadya Jakarta Utara, Selatan, Pusat, Timur dan Barat berlomba di ajang ini.
"Dari 1000 pemain yang ikut kejuaraan ini, masa kita tidak dapat memunculkan 10 pemain handal level dunia," tegas Wiranto yang juga didampingi Ketua Pengprov PBSI DKI Jakarta Alex Tirta, Alan Budikusuma.
Ketua Umum PBSI DKI Jakarta, Alex Tirta menambahkan, Kejuaraan Provinsi Piala Gubernur DKI Jakarta 2016 merupakan agenda tahunan yang digelar PBSI DKI.
JAKARTA - Ketua Umum PP PBSI 2016-2020, Wiranto mulai turun ke bawah melihat langsung potensi bibit-bibit pebulutangkis sekaligus mengamati kondisi
- Live Streaming Piala Thomas & Uber 2024: Favorit Juara Vs Singapura, Indonesia Vs Inggris
- Kepercayaan Diri Rivan Nurmulki Kembali, STIN BIN Garang di Laga Perdana Proliga 2024
- Kekompakan Pemain Antar Jakarta Electric Pimpin Klasemen Sementara Proliga 2024
- Kembali Telan Kekalahan, Jakarta Livin Bermasalah Bertanding Dua Hari Beruntun
- Proliga 2024: Pemain Muda Belum Menyatu, Gresik Petrokimia Raih Hasil Pahit di Awal Musim
- Persija dan Persita Dorong Klub Milik Raffi Ahmad ke Tepi Jurang Degradasi