Yang Bisa Saya Tangkap, Saya Tangkap Dulu

Yang Bisa Saya Tangkap, Saya Tangkap Dulu
Fahri Hamzah. Foto: dok.Jawa Pos

Yang memulai ini adalah, karena ada pejabat (PKS) yang mengatakan saya bermasalah. Katanya nggak usah ribut-ribut di koran, katanya hadapi saja, loh yang ribut siapa. Saya tidak pernah bicara sebelumnya.

Sekarang saya tambah sedikit soal kepemimpinan atau situasi di internal partai. Saya ingin menarik perhatian teman-teman, saya tidak nyaman karena ada gerilya juga. Saya tidak ingin informasinya jadi tidak seimbang.

Saya terpilih dari NTB dengan suara tertinggi di NTB, dan tertinggi di partai. Kalau ada orang yang bilang saya bermasalah, tidak disukai kader, ini penyesatan. Memang di partai ada pengurus baru, saya tidak di dalam struktur, saya tidak ada masalah dan saya selalu merasa, siapa yang dilantik jadi pimpinan kita harus loyal pada mereka.

Menjadi masalah kalau kemudian kita gagal berbicara secara baik-baik, lalu menggunakan instrumen lain, opini publik, yang saya khawatir ini tidak sehat bagi kultur partai. Saya ingin ini diklirkan.

Presiden PKS bilang Anda negawaran, diharapkan kopoeratif demi kebaikan partai?

Kooperatif apa, kebaikan kita amin-amin saja, kalau kebaikan. Masalah saya apa? Kan saya ini pejabat publik, harusnya kesalahan saya juga ketahuan Anda kan? Saya maling apa? Berapa rupiah saya maling, Maling dari siapa? Kan sederhananya begitu.

Semua terbuka lah, artinya saya minta kesaksian Anda, saya termasuk pimpinan dewan yang tidak tertutup. Sekali lagi mekanisme organisasi dipatuhi, terbuka saja. Tidak boleh main di belakang.

Tidak ada permintaan dari Presiden PKS supaya Anda mundur dari kursi pimpinan DPR?

FAHRI Hamzah justru didesak mundur oleh elit partainya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Namun, Wakil Ketua DPR itu masih bingung ada motif apa di

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News