PGRI Sebut Data Jumlah Guru Surplus Menyesatkan

PGRI Sebut Data Jumlah Guru Surplus Menyesatkan
Ketum PB PGRI Unifah Rosyidi (tengah) dalam konpress di Jakarta, Rabu (31/5). Foto: Mesya Mohammad/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Plt Ketum Pengurus Besar (PB) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosyidi menyebut, data yang dirilis pemerintah bahwa terjadi surplus guru adalah tidak benar dan menyesatkan.

Faktanya, menurutnya, terjadi kekurangan guru di mana-mana terutama SD, SMP, dan SMK akibat pensiunan terus menerus secara besar-besaran. Ini diperparah dengan tidak adanya pengangkatan guru baru selama 10 tahun terakhir.

"Tidak benar kalau guru kita surplus. Itu informasi menyesatkan," ucap Unifah di Jakarta, Rabu (27/5).

Dia menambahkan, harus ada penyelesaian untuk mengatasi masalah kekurangan guru. Saat ini terjadi darurat tenaga guru, dan hanya diisi oleh guru honorer. Ironisnya, guru honorer dan tenaga kependidikan honorer diabaikan.

"Bagaimana mau bicara peningkatan mutu pendidikan dan kompetensi guru, kalau guru honorer dibayar sangat murah. Gaji staf saya lebih besar daripada guru honorer," ujarnya.

Selain digaji murah, guru dan tenaga kependidikan honorer‎ tidak ada perlindungan profesi dan masa depan mereka. Itu sebabnya harus dicarikan solusi bersama-sama.

"Mau tidak harus mengangkat guru PNS, tapi utamakan dulu guru honorer. Karena mereka yang selama ini mengisi ‎kekurangan guru PNS di sekolah-sekolah," tandasnya. (esy/jpnn)


Plt Ketum Pengurus Besar (PB) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosyidi menyebut, data yang dirilis pemerintah bahwa terjadi surplus


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News