27 Ribu Buruh Indonesia di Korsel

27 Ribu Buruh Indonesia di Korsel
Nur Kholis. Foto : Agus Srimudin/JPNN
”Waktu saya disana beberapa hari lalu, ada sekitar 100 buruh migran yang ditangkap. Tapi setelah saya cek, tak ada dari Indonesia yang ditangkap atas perintah presiden baru Lee Myum. Kebanyakan mereka dari Filipina,” cerita mantan Direktur LBH Palembang itu.

Untuk mencari tahu kondisi buruh migran Indonesia di Korea Selatan, lanjut Kholis, tim Komnas HAM Indonesia melakuan pertemuan di wilayah Ansan, Korsel. ”Kami ketemu sekitar 15 buruh asal Indonesia. Mereka itu banyak berasal dari Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Kami melakukan dialog, sebagian mereka kerja di pabrik dan kapal laut penangkap ikan,” cerita Kholis.

Dari dialog itu, lanjut dia, didapat cerita bahwa bekerja di Laut sebagai penangkap ikan jauh lebih sulit kondisinya daripada di daratan. Kesulitan itu karena faktor cuaca dan lebih dingin. Kesulitan lain, buruh asal Indonesia banyak yang saat datang ke negeri orang tidak dibekali dengan kemampuan bahasa.

”Itu problem bagi mereka, sampai disana training singkat, sementara kerja di Soul sangat disiplin dan cepat. Mereka buruh migran Indonesia umumnya kesulitan mengkuti irama kerja mereka, semetara bahasa tidak bisa. Itulah harapan mereka kepada pemerintah Indonesia dan Komnas HAM untuk mengatakan kepada para agen mengirim buruh migran yang sudah mendapat kursus bahasa, artinya lembaga-lembnaga agensi dipersyaraatkan bisa memberi kursus bahasa,” cerita pria yang saat di South Korea sempat dijamu duta besar RI untuk Korsel itu.(gus/jpnn)

JAKARTA - Rencana penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara Komnas HAM Indonesia dengan Komnas HAM Korea Selatan untuk perlindungan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News