800 Ribu Rumah Berpotensi Hilang

800 Ribu Rumah Berpotensi Hilang
800 Ribu Rumah Berpotensi Hilang
JAKARTA - Moratorium (pemberhentian sementara) penyaluran kredit Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) berdampak luar biasa dalam penyerapan rumah sejahtera tapak. Surat moratorium FLPP yang dikeluarkan Deputi Pembiayaan Perumahan Kementerian Perumahan Rakyat atas nama Menteri Perumahan Rakyat (Kemenpera) dinilai para pengembang dan perbankan dapat menghilangkan potensi penyerapan 8 ribu unit rumah atau setara dengan Rp 500 miliar dana FLPP tak terserap.

"Penyaluran KPR FLPP sementara ditunda karena menunggu penetapan suku bunga baru yang diharapkan dapat lebih rendah dari sebelumnya (8,15 persen)," kata Deputi Pembiayaan Perumahan Kemenpera, Sri Hartoyo.

Dia berdalih Kemenpera saat ini menghentikan FLPP yang lama dengan bunga 8,15 persen karena tengah mencari formula baru agar bunganya bisa lebih rendah. Sri Hartoyo menegaskan moratorium itu tidak akan lama, hanya sampai akhir Januari 2012 ini.

Meski demikian, Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi), Eddy Ganefo mengatakan selama moratorium 4 minggu ini, pontential loss perumahan bisa mencapai 8 ribu unit rumah sejahtera tapak. "Dari kami (Apersi) mayoritas pembelinya adalah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang menggunakan fasilitas KPR FLPP," kata Eddy di Jakarta.

JAKARTA - Moratorium (pemberhentian sementara) penyaluran kredit Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) berdampak luar biasa dalam penyerapan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News