Aamiiin KAI

Oleh: Dahlan Iskan

Aamiiin KAI
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Ia tampak heran mendengar saya pernah ke Qinghai.

"Kalau Anda dari mana?” tanya saya kepada yang satunya.

"Saya dari Xining," jawabnya.

"Oh... Jauh juga. Saya pernah ke Xining. Di Xining juga banyak sekali masjid," kata saya.

"Ke Xining untuk wisata?" tanyanya.

"Tidak. Saya ke Xining untuk ke gurun Ghobi. Saya ingin tahu pembangkit listrik tenaga angin yang sangat banyak dipasang di gurun Ghobi," jawab saya.

Lalu berdatanganlah anak-anak muda mirip wajah Asia Tengah. Saya pun menyapa mereka. Satu bernama Ahmadullo dari Tajikistan. Satunya bernama Alibek dari Kazakstan. Satu lagi Abdullah Khan dari Afghanistan.

Mereka semua mahasiswa. Mereka belajar bahasa Mandarin di Qingdao. Masih ada lagi dari Syria. Dari kota Aleppo --yang hancur akibat perang panjang di Syria. Ada pula dari Maroko. Dari Kashmir. Dari New Delhi. Kami, dari tujuh negara yang berbeda, saling berbicara dalam bahasa Mandarin.

Ada lebih 10 orang Indonesia ikut salat Jumat di masjid kota Qingdao, di Provinsi Shandong ini. Mereka rombongan dari PT KAI yang training di kota itu.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News