Ada Kecemburuan di Kalangan Dokter

Ada Kecemburuan di Kalangan Dokter
Ketua IDI Dr Prijo Sidipratomo Sp.Rad. Foto: perspektifbaru.com
Program BPJS memberikan dampak positif atau negatif bagi IDI?

Sebagai profesi dokter, kita punya etika. Jadi apakah ada dampak negatif atau tidak, saya tidak bisa menjawabnya. Sebenarnya BPJS ini lebih menonjolkan pada sistem rujukan. Jadi di sini pasien yang lebih diuntungkan, karena bisa memilih berobat ke dokter umum, dokter spesialis, dokter subspesialis atau tenaga kesehatan lainnya.

Karena di era SJSN (Sistem Jaminan Sosial Nasional), setiap pasien berhak mendapatkan fasilitas kesehatan primer (praktik dokter umum, klinik pratama, dan puskesmas) dan sekunder (praktik dokter spesialis, klinik utama, dan rumah sakit).

Untuk dokter umum, biayanya lebih murah, dan mudah diakses masyarakat. Namun, pelayanannya terbatas maksimal delapan jam. Klinik pratama biayanya lebih mahal, aksesnya lebih jauh, tapi pelayanannya dapat 24 jam.

Nah yang IDI persoalkan adalah keberadaan puskesmas. Selain pasiennya sangat banyak, mutu layanannya juga kurang bagus karena pelayanan medisnya bukan dilakukan oleh dokter. Jadi kalau semua puskesmas dijadikan pemerintah sebagai provider BPJS, dikhawatirkan pelayanan terhadap kesehatan masyarakat akan terbengkalai.

TERHITUNG mulai 1 Januari 2014, Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) akan dijalankan. Itu artinya seluruh fakir miskin dan masyarakat miskin

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News