Ada Udang di Balik Green PON XVIII 2012

Ada Udang di Balik Green PON XVIII 2012
Gubernur Riau Rusli Zainal saat Forum Pemred JPNN, di Novotel, Mangga Dua, Jakarta, Selasa (13/12). Foto: Ukon Furkon Sukanda/Indopos/JPNN

jpnn.com - MACAM apa konsep pelaksanaan PON XVIII di Provinsi Riau 2012 kelak? Jawaban Gubernur Rusli Zainal betul-betul mengejutkan! Kalau bandingannya SEA Games XXVI Palembang 2011, ya, one step ahead! Kalau kualitasnya sama saja, ya “malu”! Harus lebih bagus dong?

Perwakilan 200 pemimpin redaksi di Forum Pemred Jawa Pos Group itu pun bertepuk tangan riuh. Gubernur yang satu ini begitu pede dengan statemen-nya, melampaui rekor kehebohan SEA Games? “Iya dong! Harus lebih bangus. Masih cukup waktu untuk membuat semuanya lebih baik, lebih heboh, dari konsep sampai implementasi lapangan,” aku Rusli Zainal, Gubernur Riau 2009-2014, yang sudah dua kali menjabat sejak 2003 itu.

Terlepas dari pro dan kontra sukses Sea Games XXVI 2011 Palembang-Jakarta lalu, peran Gubernur Sumsel Alex Noerdin tidak bisa terbantahkan. Hebat di opening ceremony, gempita di closing ceremony. Dalam waktu yang sangat sempit, kesempatan yang sangat tipis, tetapi dia bisa “ngebut” menuntaskan infrastruktur yang sempat diragukan banyak pihak. Rusli tidak menghadapi problem infrastruktur seperti Palembang, yang sempat di-mosi tidak percaya oleh DPR RI. Rusli punya waktu yang lebih dari cukup. Karena itu, tantangannya justru ada di konsep pelaksanaan PON itu sendiri, yang lebih berkelas, lebih berbobot dan sukses.

“Betul! Kami ingin empat sukses sekaligus. Sukses penyelenggaraan! Sukses prestasi daerah dan membuat catatan rekor-rekor baru! Sukses memberdayakan ekonomi publik! Dan, sukses mempromosikan daerah,” ungkap mantan Bupati Indragiri Hilir 1999-2003 itu. Beberapa momen kelihatan sekali Rusli Zainal sangat gelisah, dengan perkembangan daerah dan negeri ini. Kegelisahan yang amat menantang dirinya untuk terus bergerak, berbuat, berkarya dan berinovasi.

“Saya libatkan semua Kabupaten untuk menjadi tuan rumah berbagai cabang. Venue atau gelanggang-nya kami sebar, bukan hanya terfokus di Pakan Baru saja, tetapi menggandeng Kabupaten-kabupaten agar memperoleh kesempatan yang sama dikunjungi banyak orang,” papar dia. Karena itu, seluruh infrastruktur yang berkaitan dengan venue, lokasi, jalan, jembatan, juga ikut dikebut. Bukan hanya sarana-prasarana GOR, stadion, dan tempat bertanding saja.

“Kalau di Jakabaring Palembang, semua terkonsentrasi di satu titik. Itu baik-baik saja. Tetapi, coba rasakan akses menuju dan dari lokasi, terlalu padat, overload, macet dan mengurangi kenyamanan. Karena itu, di PON XVIII ini, kami pecah-pecah. Ada yang di kampus, biar komunitas mahasiswanya ikut terlibat. Ada daerah lain, agar dampak ekonominya menyebar luas,” jelas Rusli Zainal. Bagaimana perkembangan venue? “Aman, secara keseluruhan sudah lebih dari 90 persen.

Stadion sepak bola dengan kapasitas tribun 43.000 kursi sudah 95 persen. Bulutangkis, kolam aquatic, polo air, golf, balap sepeda, basket, judo, dan beberapa lainnya hampir tuntas,” jelas dia. Tarung Drajad digelar di Bengkalis.

Tenis meja di PT CPO Dumai. Anggar di kompleks kampus Universitas Lancang Kuning, baru 40 persen. Wisma atlet sebagian di kampus juga. Tinju di Kerinci, sekitar 60 kilometer dari Pakan Baru. “Kesiapan ini sebenarnya sudah kami rancang jauh hari, di saat kami bertarung menjadi tuan rumah PON dengan Jawa Tengah dan Jawa Barat waktu itu. Kami sudah presentasikan secara detail, seluruh potensi, fasilitas dan benefit menjadi host pekan olahraga nasional.

MACAM apa konsep pelaksanaan PON XVIII di Provinsi Riau 2012 kelak? Jawaban Gubernur Rusli Zainal betul-betul mengejutkan! Kalau bandingannya SEA

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News