Ada yang Patah Kaki dan Terluka Parah

Ada yang Patah Kaki dan Terluka Parah
Femke Den Haas mengevakuasi anjing yang ditinggalkan pemiliknya di Dusun Geliang, Karangasem, Bali, pada Kamis lalu (7/12). Foto: Syahrul Yunizar/Jawa Pos

jpnn.com - Femke Den Haas sudah dua bulan menghadapi bahaya erupsi Gunung Agung demi menyelamatkan hewan yang ditinggal mengungsi oleh pemiliknya.

SAHRUL YUNIZAR, Karangasem

BERJARAK tidak kurang 7,5 kilometer dari puncak Gunung Agung, Dusun Geliang di Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, bagaikan tak berpenghuni Kamis (7/12).

Kadang bertemu dengan warga, tetapi sangat jarang. Mereka adalah warga yang nekat masuk zona bahaya untuk sekadar melihat kondisi rumah yang ditinggal mengungsi.

Dengan jarak kurang dari 8 km, radius yang masuk zona bahaya, puncak kawah Gunung Agung tampak jelas dari dusun tersebut.

Karena dekat, efek letusan Gunung Agung begitu terasa di sana. Mayoritas pepohonan di kampung berpenghuni sekitar 80 kepala keluarga tersebut mati karena kena hujan abu yang panas.

Meski hujan abu besar sudah lebih dari sepekan berlalu, sisanya masih bisa dilihat dengan jelas.

Sepanjang jalan menuju dusun yang berbatasan langsung dengan hutan pinus di lereng gunung dengan ketinggian 3.142 meter itu masih berwarna abu-abu.

Menyadari kondisi sekitar Gunung Agung yang semakin buruk, Artana pun menghubungi relawan penyelamat hewan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News