Agar Aman, Penjual dan Pembeli Dibatasi Besi Teralis

Agar Aman, Penjual dan Pembeli Dibatasi Besi Teralis
RAWAN - Salah satu sudut kota Port Moresby, Papua Nugini, yang berpenduduk hanya 430.000 jiwa namun dengan tingkat kriminalitas dikenal tinggi. Foto: Naufal Widi AR/Jawa Pos.
Kelab-kelab malam menjadi satu-satunya tempat hiburan, biasanya ramai pada Jumat malam. "Isitilahnya, malam Minggunya di sini," kata dia. Yang juga ramai adalah setiap akhir minggu kedua atau akhir bulan. Itu terkait dengan sistem penggajian di PNG yang diterima tiap minggu kedua dan keempat. Gajian dua kali dalam sebulan tersebut dikenal dengan istilah forthnight.

Hakim membenarkan bahwa tidak ada tempat hiburan lain, selain kelab malam di Port Moresby. Seperti Ancol maupun Taman Mini di Jakarta. Bahkan, taman bermain dan hiburan seperti Monas juga tidak ada. Jika hari libur, staf KBRI biasanya hanya pergi ke supermarket. "Lihat-lihat barang sambil makan-makan di kafetaria untuk menghilangkan rasa jenuh di rumah," terangnya.

Dengan pertimbangan keamanan itu, staf KBRI tidak banyak berhubungan dengan penduduk lokal. Kecuali dengan mereka yang berhubungan dengan tugas-tugas di KBRI. Seperti di Kementerian Luar Negeri, jurnalis, dan kantor-kantor pemerintahan. "Mereka sih baik-baik, bersahabat, penuh pengertian," ungkapnya. Biasanya, mereka saling bertukar suvenir sebagai perekat hubungan. (c9/kum)

Jika datang ke Port Moresby, ibukota Papua Nugini (PNG), harus ekstra hati-hati. Ancaman aksi kriminalitas tak mengenal waktu. Berikut catatan wartawan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News