Agar Aman, Penjual dan Pembeli Dibatasi Besi Teralis
Jumat, 19 Maret 2010 – 04:11 WIB
Kelab-kelab malam menjadi satu-satunya tempat hiburan, biasanya ramai pada Jumat malam. "Isitilahnya, malam Minggunya di sini," kata dia. Yang juga ramai adalah setiap akhir minggu kedua atau akhir bulan. Itu terkait dengan sistem penggajian di PNG yang diterima tiap minggu kedua dan keempat. Gajian dua kali dalam sebulan tersebut dikenal dengan istilah forthnight.
Hakim membenarkan bahwa tidak ada tempat hiburan lain, selain kelab malam di Port Moresby. Seperti Ancol maupun Taman Mini di Jakarta. Bahkan, taman bermain dan hiburan seperti Monas juga tidak ada. Jika hari libur, staf KBRI biasanya hanya pergi ke supermarket. "Lihat-lihat barang sambil makan-makan di kafetaria untuk menghilangkan rasa jenuh di rumah," terangnya.
Dengan pertimbangan keamanan itu, staf KBRI tidak banyak berhubungan dengan penduduk lokal. Kecuali dengan mereka yang berhubungan dengan tugas-tugas di KBRI. Seperti di Kementerian Luar Negeri, jurnalis, dan kantor-kantor pemerintahan. "Mereka sih baik-baik, bersahabat, penuh pengertian," ungkapnya. Biasanya, mereka saling bertukar suvenir sebagai perekat hubungan. (c9/kum)
Jika datang ke Port Moresby, ibukota Papua Nugini (PNG), harus ekstra hati-hati. Ancaman aksi kriminalitas tak mengenal waktu. Berikut catatan wartawan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor