Analisis Psikolog soal Maraknya Anak STM Ikut Demo dan Merusuh

Analisis Psikolog soal Maraknya Anak STM Ikut Demo dan Merusuh
Psikolog Oriza Sativa. Foto: Instagram/raorizasativa

jpnn.com, JAKARTA - Psikolog Oriza Sativa memberikan penilaiannya tentang maraknya pelajar sekolah menengah terutama dari SMK (dahulu STM) yang ikut dalam aksi unjuk rasa menolak Omnibus Law Cipta Kerja pada Kamis lalu (8/10).

Banyak pelajar SMK yang tak tahu-menahu soal yang menjadi tuntutan dalam aksi itu, namun tetap ikut berunjuk rasa bahkan terlibat kerusuhan.

Oriza mengatakan, persoalan pelajar SMK yang ikut demo dan merusuh tidak bisa dilihat berdasar satu faktor semata. Menurutnya, ada hal yang tak teraktualisasikan sehingga para pelajar SMK yang masih belia berbuat anarkistis.

"Intinya kalau menurut saya dilihat dari sisi kebutuhan psikologis. Khususnya tidak terpenuhi atau tidak teraktualisasi," ujar Oriza saat berbincang dengan jpnn.com, Minggu (11/10) sore.

Alumnus Universitas Katolik Soegijapranata itu menjelaskan, anak-anak SMK memiliki idealisme namun ada hak-hak mereka yang tak terpenuhi.

"Anak-anak juga mengembangkan idealisme dari perspektif atau cara pandangnya baik politik, ekonomi, kehidupan mereka," katanya.

Namun, kata dia, para bocah-bocah yang beranjak remaja itu ketika mengembangkan idealisme mereka justru tak memperoleh arahan dan bimbingan yang jelas. Misalnya, mereka dibanjiri dengan informasi-informasi yang salah.

"Anak-anak tetap punya idealisme, mungkin perlu diarahkan. Kamu (remaja) boleh punya idealisme tetapi bagaimana caranya mendapatkan prestasi di sekolah dan bagaiamana caranya tidak melanggar atauran, mana yang baik dan salah," ujarnya.

Banyak pelajar SMK/STM yang tak tahu-menahu soal yang menjadi tuntutan dalam aksi demo menolak Cipta Kerja, namun tetap ikut berunjuk rasa bahkan terlibat kerusuhan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News