Antibiotik dalam Daging Bikin Tubuh Gemuk?

Antibiotik dalam Daging Bikin Tubuh Gemuk?
Berat Badan. Foto IST

Salah satu kasus transplantasi fecal yang menarik mengakibatkan individu yang sebelumnya kurus menjadi gemuk setelah perawatan, dikaitkan dengan fakta bahwa mikroflora yang baru diperkenalkan berasal dari donor obesitas.

Percobaan terkontrol dari skenario terbalik memberikan transplantasi tinja dari donor ramping ke orang yang kelebihan berat badan dengan sindrom metabolik dan penerima menunjukkan peningkatan dalam tingkat resistensi insulin mereka.

Gagasan bahwa penambahan berat badan terkait dengan antibiotik berasal dari fakta bahwa epidemi obesitas meningkat dalam 20 tahun terakhir, sama seperti produksi peternakan yang meningkat.

"Pola makan dan gaya hidup tentu merupakan faktor dalam obesitas, tetapi tidak bisa menjelaskan sepenuhnya," menurut peneliti University of California.

"Memang benar bahwa kita makan lebih banyak kalori hari ini daripada di masa lalu. Pasokan makanan AS menyediakan sekitar 3.900 kalori per orang per hari hari ini, dibandingkan dengan 3.400 kalori pada awal 1900-an," kata Dr. Lee Riley, seperti dilansir laman Care2, Rabu (1/8).

"Namun obesitas meningkat sangat lambat hingga pertengahan tahun 1970-an, kemudian meledak. Apa yang berubah? Tingkat antibiotik dalam makanan dan air kita. Masuk akal. Kita tahu bahwa antibiotik meningkatkan berat badan pada hewan ternak," lanjut Riley.

Pada 2015, Administrasi Makanan dan Obat AS mengatakan bahwa penggunaan antibiotik Amerika pada hewan telah meningkat menjadi hampir 34 juta pound dalam satu tahun dan jumlah ini meningkat 20 persen antara 2009 dan 2013, mengikuti tren global.

FDA telah meminta industri daging untuk menghentikan penggunaan antibiotik secara sukarela, sedangkan pemerintah Kanada telah mengambil pendekatan yang lebih drastis dengan meminta resep dokter hewan pada akhir tahun ini.(fny/jpnn)


FDA telah meminta industri daging untuk menghentikan penggunaan antibiotik secara sukarela, sedangkan pemerintah Kanada telah mengambil pendekatan.


Redaktur & Reporter : Fany

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News