Antisipasi Iklim Ekstrem El Nino, Begini Strategi Kementan di Subsektor Hortikultura

Antisipasi Iklim Ekstrem El Nino, Begini Strategi Kementan di Subsektor Hortikultura
Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto memimpin rapat koordinasi dengan Tim Early Warning System dan Pengelolaan Tanam Hortikultura (EWS SIPANTARA) terkait kesiapan mengantisipasi dampak El Nino. Foto: Dokumentasi Humas Kementan

"Namun yang terpenting adalah langkah konkret dan kebijakan serta rekomendasi apa yang bisa dilakukan untuk antisipasi El Nino ke depan," kata Dirjen Prihasto.

Dia menegaskan produksi dan ketersediaan hortikultura harus tetap tersedia dan aman dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.

Direktur Perlindungan Hortikultura Jecvy Hendra melakukan koordinasi dengan BPTPH seluruh Indonesia dengan mempercepat kegiatan yang terkait dengan penanganan dampak perubahan iklim terutama antisipasi El Nino.

Jekvy menjelaskan eberapa kegiatan mitigasi akan dilaksanakan dalam waktu dekat.

"Para POPT kami segera turun lapangan melakukan fasilitasi DPI seluas 375 hektare, fasilitasi klinik sebanyak 150 unit, gerakan pengendalian hortikultura seluas 6.800 hektare di kampung hortikultura, dan Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT) sebanyak 120 kelompok," papar Jekvy.

Dia berharap semua kegiatan tersebut dilakukan secara cepat dan tepat sasaran dalam rangka antisipasi El Nino di lapangan.

Berdasarkan hasil monitoring dan prediksi iklim oleh BMKG dan beberapa Pusat Prediksi iklim dunia, menyatakan bahwa gangguan iklim global La Nina sudah berakhir menjadi netral pada Maret-April 2023.

Namun demikian mulai pertengahan 2023 periode Juni-Juli-Agustus diprediksi berpotensi terjadi El Nino dengan peluang 70-90 persen.

Kementan telah siap siaga di lapangan untuk melakukan langkah-langkah preventif dalam menghadapi ancaman iklim ekstrem El Nino

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News