Anwar Ibrahim & Islam Moderat

Oleh Dhimam Abror Djuraid

Anwar Ibrahim & Islam Moderat
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim. Foto: Reuters

Di Malaysia, terpilihnya Anwar Ibrahim menjadi perdana menteri dirayakan sebagai kebangkitan politik Islam.

Baca Juga:

Anwar dilantik menjadi perdana menteri oleh Yang Dipertuan Agung Raja Malaysia untuk mengakhiri krisis politk karena pemilihan raya tidak bisa menghasilkan pemenang mayoritas yang berhak membentuk pemerintahan dan mengangkat perdana menteri.

Karier politik Anwar Ibrahim diwarnai dengan hubungan yang pernuh turbulensi dengan Mahathir Muhammad. Dia menjadi kader Mahathir Muhammad, perdana menteri yang berkuasa selama 22 tahun.

Akan tetapi, keduanya berpisah jalan pada 1998 dan menjadi musuh bebuyutan. Mahathir memenjarakan Anwar selama belasan tahun dengan tuduhan korupsi dan sodomi.

Anwar Ibrahim mengawali  karier politiknya sebagai pemimpin gerakan mahasiswa di Universitas Malaya pada akhir dekade 1960-an. Tak lama kemudian, pada 1971, ia mendirikan Gerakan Pemuda Muslim Malaysia (ABIM) dan menjabat sebagai presidennya hingga 1982.

Meski sering mengkritik kebijakan pemerintah Barisan Nasional-UMNO, Anwar akhirnya menerima tawaran Mahathir Mohamad untuk bergabung dengan partai yang lama memegang pemerintahan di Malaysia itu. 

Karier Anwar menanjak dengan cepat. Ia menjadi Menteri Pemuda, Olahraga, dan Kebudayaan (1983), Menteri Pertanian (1984), Menteri Pendidikan (1986-1991), dan diangkat menjadi Menteri Keuangan (1991-1998), dan Wakil Perdana Menteri (1993 -1998).

Malaysia berkembang di bawah kepemimpinannya dengan surplus anggaran selama beberapa tahun. Malaysia juga menikmati era kemakmuran dan pertumbuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Anwar Ibrahim merumuskan Renaisans Asia dengan mengambil jalan tengah di antara dua ekstrem. Dia menerapkan prinsip tawasut sebagai jalan perjuangannya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News