Arief Poyuono Sarankan Sistem Diklat Tatap Muka Lembaga Negara Diganti Online

Arief Poyuono Sarankan Sistem Diklat Tatap Muka Lembaga Negara Diganti Online
Arief Poyuono. Foto: M. Fathra NI/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono menyarankan pembukaan sekolah dan pelatihan baik dari mulai tingkatan SD hingga perguruan tinggi maupun diklat yang dilakukan oleh instansi pemerintah serta swasta, tidak dilakukan secara face to face terlebih dahulu karena berpotensi menyebabkan kenaikan angka Covid-19.

Dia menyarankan pendidikan pemerintah, TNI, Polri, yang berbasis barak agar dilakukan virtual sampai memungkinkan untuk digelar dengan sistem pembelajaran tatap muka.

Arief menyatakan keputusan Kapolri Jenderal Idham Azis untuk mengubah sistem perkuliahan di pendidikan dan pengembangan Polri, seperti di Sespimpol, patut diacungi jempol.

“Pendidikan dengan sistem perkuliahan online ini adalah pengambilan keputusan strategis dalam mengantisipasi new normal sesuai kebijakan Presiden Jokowi," kata Arief, Senin (13/7).

Arief menuturkan, kebijakan Kapolri Idham yang terkenal jitu dalam mengambil keputusan, telah memperpanjang Operasi Kontijensi Aman Nusa II. Operasi itu sudah dua kali diperpanjang karena kondisi dinamis lingkungan strategis. Karena itu, kata Arief, seharusnya perkuliahan online yang diberlakukan di Sespim juga bisa dilakukan perpanjangan waktu.

“Mengingat Jawa barat khususnya Kota Bandung dan sekitarnya angka masyarakat yang terkena Covid-19 meningkat," ungkapnya.

Arief menuturkan, hal ini bisa dilihat dari adanya klaster baru Covid-19 di Secara AD yang menyumbang 1200-an angka corona, dan Pusdikpom Cimahi 99 orang terinfeksi.

Nah, Arief mengatakan melihat dan mempertimbangkan kasus Covid-19 yang belum mencapai puncaknya, akan lebih baik bila sistem diklat yang dilakukan oleh berbagai lembaga pendidikan dilakukan dilakukan secara daring.

Sebab, ujar dia, diklat yang  dilakukan secara tatap muka dapat meningkatkan risiko penularan Covid-19 yang akan menyebabkan lembaga pendidikan ditutup untuk sementara dan karantina bagi peserta didik.

“Penutupan bagi lembaga pendidikan dan karantina bagi peserta didik akan menurunkan produktivitas lembaga pendidikan dan peserta didik yang bersangkutan dan akan memperpanjang masa pendidikan dan produktivitas bagi lembaga yang bersangkutan," jelasnya.

Arief mengatakan perlu diingat bahwa vaksin Covid-19 belum ditemukan dan diujicobakan. Dengan adanya risiko penularan Covid-19, dapat menyebabkan kesakitan hingga kematian bagi siapa pun yang terpapar virus tersebut. 

“Dengan pertimbangan di atas, maka sebaiknya sistem pendidikan di lembaga dilanjutkan dengan menggunakan media online," kata Arief.(boy/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

Arief Poyuono menyarankan pembukaan sekolah dan pelatihan baik dari mulai tingkatan SD hingga perguruan tinggi maupun diklat yang dilakukan oleh instansi pemerintah serta swasta menggunakan sistem online.


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News