Aroma Kejayaan Tembakau Deli yang Semakin Memudar

Aroma Kejayaan Tembakau Deli yang Semakin Memudar
Gudang Fermentasi Tembakau Deli PTPN) II di Bulu Cina. Foto: Mesya/JPNN.com

Rendahnya gaji karyawan ini diakui Sayuti. Perusahaan tidak bisa membayar lebih karena untuk mendapatkan tembakau yang siap ekspor butuh waktu satu tahun setengah. Sementara harga jual tembakau Deli dihargai sekira Rp 750 ribu per kilogram.

Harga ini ditentukan oleh lelang Bremen, Jerman. Sayuti mengungkapkan, jika dilihat dari proses fermentasi tembakau yang sangat lama, tidak sebanding dengan keuntungan.

"Satu cerutu di Eropa dijual Rp 400 ribu sampai sejuta. Satu cerutu terdiri dari 5 lembar tembakau. Sedangkan satu kilo tembakau Deli ada 514 lembar dan dijual sekitar Rp 750 ribu," terangnya.

Dulu, Gudang Tembakau PTPN II bisa memproduksi 1000 kilogram tembakau. Namun, dalam 4-5 tahun terakhir produksinya mulai menurun lantaran luasan areal tembakau terus berkurang.

Di masa jayanya, luas ladang tembakau mencapai 304 hektare dengan ratusan petani. Kini tinggal 4 hektare dan digarap oleh lima petani. Sebanyak 300 hektare ladang tembakau ini berganti tebu dan sawit.

"Dulu karyawannya banyak sekali. Sekarang makin sedikit. Di ladang malah tinggal lima orang. Mereka terpaksa bekerja di tempat lain karena sudah tidak dipekerjakan PT," ungkap Salmiah.

Saat ini ada kekhawatiran bila gudang bersejarah tersebut ditutup. Dengan mata berkaca-kaca Salmiah berharap agar gudang sisa-sisa penjajahan Belanda itu dilindungi negara dan tetap dipertahankan. Keberadaannya masih dibutuhkan rakyat sekitar untuk menunjang ekonomi keluarga.

"Anak saya ada dua, laki-laki semua. Satunya kerja di perkebunan, satunya di Dinas Pertamanan. Andai anak saya perempuan, pasti saya ajak anak saya biar bisa meneruskan generasi pekerja tembakau Deli," tuturnya.

Gudang Fermentasi Tembakau Deli PTPN II di Bulu Cina, saksi kejayaan tembakau Deli yang tersohor hingga ke Uni Eropa di abad ke-19.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News