Ayat dan Mayat (Lagi)
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Polarisasi kadrun vs cebong masih tetap panas, dan bahkan lebih panas.
Prabowo-Sandi dianggap menjadi representasi kubu ‘’ayat mayat’’ melawan Jokowi-Ma’ruf Amin yang menjadi andalan kelompok pendukung Ahok-Djarot.
Kali ini, Jokowi-Ma’ruf menang dan skor menjadi imbang 1-1.
Prabowo-Sandi kemudian menyeberang ke kubu Jokowi dan masuk ke dalam kabinet.
Prabowo dengan cepat menyesuaikan diri dengan inner-circle Jokowi dan dengan cepat memperoleh kepercayaan dari Jokowi.
Seharusnya secara praktis polarisasi sudah selesai. Itu pula alasan yang dipakai Prabowo untuk menjustifikasi rekonsiliasinya dengan Jokowi.
Alih-alih selesai, polarisasi malah membuka front baru.
Kalau sebelumnya polarisasi hanya terjadi di Jakarta—dengan gaung resonansi yang meluas secara nasional—kali ini polarisasi benar-benar meluas secara nasional.
Di Amerika, perang politik identitas tidak terhindarkan. Di Indonesia, hal yang sama juga tidak akan bisa dihindarkan
- Habiburokhman Gerindra: Kalau Itu Pilihan Pak Ganjar, Kami Tidak Akan Menghalangi
- Ganjar Pilih Jadi Oposisi, Bamsoet Bilang Begini
- Begini Sikap Gerindra Terhadap Pilihan Ganjar Menjadi Oposisi
- Respons Hasto PDIP soal Duet Anies - Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2024, Tidak Disangka
- 5 Berita Terpopuler: Kabar Terbaru PP Manajemen ASN, Ada Pengakuan Mengejutkan, Sisa Satu 800 Ribu Honorer Diberhentikan?
- Ogah Gabung Prabowo-Gibran, Ganjar Pilih Jadi Pengontrol