Baik-Baik Saja

Oleh: Dahlan Iskan

Baik-Baik Saja
PT Garuda Indonesia (Persero) kembali menggelar Garuda Indonesia Online Travel Fair (GOTF). Ilustrasi: Soetomo Samsu/JPNN.com

Sebelum ini, Abdul Rachman adalah komisaris utama Mandiri Taspen. Yakni anak perusahaan BUMN Bank Mandiri, yang didirikan bersama Taspen.
Tinggal satu orang komisaris lama di situ. Yang mewakili pemegang saham non-pemerintah: Chairal Tanjung –adik Chairul Tanjung.

Chairal mewakili kepentingan CT Corp milik Chairul Tanjung. Yang di Garuda memegang saham 28 persen. Yang investasinya di Garuda itu  membuat CT rugi kira-kira sampai Rp 10 triliun.

Di saat kritis seperti ini saya mendukung jumlah komisaris yang sedikit. Di masa sulit perusahaan harus lebih lincah. Juga harus cepat mengambil keputusan. Jangan juga terlalu banyak pendapat yang saling berseberangan. Perusahaan harus fokus.

Kini Dirut Irfan, 56 tahun, menjadi lebih ''berkuasa''. Tidak terlihat akan ada oposan di dalam Garuda. Irfan juga akan lebih terlihat apakah ia mampu mengeluarkan Garuda dari kesulitan besar.

Kurang apa lagi. Langkah lulusan informatika ITB ini  didukung penuh. Posisinya diamankan. Komisaris yang bisa dianggap menghambat sudah tidak ada lagi.

Komisaris lama seperti Peter F. Gontha dan Yenny Wahid sudah mengundurkan diri. Dengan alasan masing-masing.

Peter sudah menulis surat mundur sejak Februari lalu. Ia terlihat punya banyak perbedaan pandangan dengan direksi. Bahkan Peter, suatu kali, mem-posting pendapatnya di medsos –yang bikin belingsatan Garuda.

Yenny Wahid, putri Presiden Gus Dur itu, mengundurkan diri di hari yang sama dengan RUPS Jumat lalu. Tidak terbaca ada perbedaan pendapat apa. Secara formal Yenny memilih alasan agar Garuda lebih efisien.

Pemerintah ingin Garuda lebih cepat ambil keputusan. Agar arah Garuda semakin jelas: ke restoran atau kuburan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News