BBM Naik, Orang Miskin Bertambah 1,5 Juta Jiwa
Rabu, 28 Maret 2012 – 14:30 WIB
JAKARTA - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengasumsikan manfaat yang diperoleh dari kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi lebih kecil dibandingkan biaya sosial ekonomi yang harus ditanggung oleh perekonomian.
Pengamat Ekonomi Indef Ahmad Erani Yustika, Rabu (28/3) mengatakan dengan asumsi kenaikan BBM sebesar Rp1500 per liter, berdasarkan simulasi yang dilakukan INDEF, mengakibatkan pertumbuhan ekonomi akan merosot menjadi 5,8 persen. Penurunan pertumbuhan ekonomi ini disebabkan jatuhnya investasi akibat kenaikan suku bunga kredit.
Baca Juga:
Selain itu, lanjutnya inflasi melonjak sebesar 3-4 persen sehingga daya beli masyarakat jatuh. Dimana kaum miskin daya belinya berkurang sekitar 10-15 persen.
"Jumlah kemiskinan meningkat 1,1-1,3 persen atau sekitar 1,5 juta penduduk akibat penurunan daya beli, meskipun aneka skema kompensasi sudah dijalankan," tandasnya.
JAKARTA - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengasumsikan manfaat yang diperoleh dari kebijakan kenaikan harga bahan bakar
BERITA TERKAIT
- Pembekalan Teknologi Digital untuk Nasabah PNM Terus Digeber
- Salip Mobile Banking Lain, BRImo dan Sabrina dari BRI Sabet Penghargaan
- BMSG Teruskan Visi Keberlanjutan dan Penerapan ESG Bank Mandiri di Mancanegara
- Sinergi TikTok Shop & Tokopedia Diyakini Turut Percepat UMKM Go Digital
- Misi Dagang ke Maroko Disambut Baik, Catatkan Transaksi Potensial Rp 276 Miliar
- Hadir di Jakarta, Mitraruma Tawarkan Kitchen Set dan Kabinet Premium