Berbentuk Masjid Nabawi, Lentera di Kampung Minoritas

Berbentuk Masjid Nabawi, Lentera di Kampung Minoritas
Much. Tiksan menjadi salah satu perintis berdirinya Masjid Ibadurrohman. Foto Indra Mufarendra/Radar Malang/JPNN.com

Meski lokasinya ”nyelempit”, di mana akses masuknya diapit dua rumah, Masjid Ibadurrohman memiliki bentuk yang indah.

Masjid ini memiliki tembok berwarna krem. Sementara kubahnya berwarna hijau dengan hiasan berwarna kuning keemasan pada bagian puncaknya.

Sore itu, Masjid Ibadurrohman ramai oleh anak-anak. Ada belasan anak yang bergantian melantunkan ayat-ayat suci Alquran. Pengeras suara masjid membuat lantunan ayat-ayat suci itu bisa terdengar hingga radius satu kilometer.

Ya, itulah rutinitas yang biasanya terlihat di Masjid Ibadurrohman setiap sore. Sebab, selain menjadi tempat salat bagi umat muslim di Desa Sidoasri, Masjid Ibadurrohman juga membuka tempat pendidikan Alquran (TPQ).

Saat ini, TPQ Masjid Ibadurrohman memiliki 14 santri. Seluruhnya masih duduk di bangku sekolah dasar (SD). TPQ Masjid Ibadurrohman itu sudah eksis sejak 2004. Yakni, setelah pembangunan masjid rampung di tahun itu.

Much. Tiksan, salah satu pendiri masjid, mengungkapkan bahwa rencana pendirian masjid itu bermula pada 2003.

”Pada mulanya, warga menginginkan ada tempat ibadah (untuk umat Islam) di sini. Kebetulan, ayah saya mewakafkan tanahnya,” ujar dia.

Awalnya, tanah wakaf itu hanya memiliki luas 5 meter persegi. ”Karena rencana awal itu hanya untuk membangun musala kecil,” ujar dia.

Tim Jelajah Pesantren di Kampung Minoritas Radar Malang (Jawa Pos Group) melanjutkan perjalanannya di Desa Sidoasri, Kecamatan Sumbermanjing Wetan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News