Berbicara di Haul Gus Dur, Prof Mahfud Ungkap Menteri Zaman Soeharto Terganggu Asalamualaikum

Berbicara di Haul Gus Dur, Prof Mahfud Ungkap Menteri Zaman Soeharto Terganggu Asalamualaikum
Menko Polhukam Mahfud MD. Foto : Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Menko Polhukam Moh Mahfud MD meyakini pikiran-pikiran KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) akan terus hidup.

Menurut Mahfud, ide-ide Presiden Keempat RI itu diterima masyarakat luas karena Indonesia bukan negara agama maupun sekuler.

"Ketika sekarang ini muncul negara Emirat Islam Afghanistan, kita ingat konsepnya Gus Dur soal kosmopolitanisme, inklusivisme. Itu artinya ahya, (orangnya) mati tetapi ide-idenya hidup," ujar Mahfud dalam Haul ke-12 KH Abdurrahman Wahid yang digelar DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Minggu (22/8) malam.

Ahli hukum tata negara itu menyebut terpilihnya Gus Dur sebagai presiden menggantikan BJ Habibie merupakan bukti bahwa masyarakat Indonesia menolak ekstremisme, sekularisme, dan agamaisme.

Mahfud mengenang soal suasana panas pasca-Pemilu 1999. Menurutnya, kala itu PDI Perjuangan sebagai pemenang pemilu yang meraih hampir 34 persen suara pemilih menginginkan Megawati Soekarnoputri menjadi presiden.

Di sisi lain ada kelompok Islam yang menolak Megawati. Akhirnya, Amien Rais dan sejumlah tokoh lain dari kalangan Islam berkumpul dan membentuk Poros Tengah.

Saat itu muncul nama Gus Dur sebagai calon presiden. Akhirnya Gus Dur memenangi pemilihan presiden di Sidang Umum MPR 1999.

Mahfud menyebut kecerdikan Gus Dur sangat terlihat dalam suasana seperti itu. Mantan menteri pertahanan itu menilai Gus Dur merupakan seorang konseptor ulung.

Gus Dur yang menjadi presiden dalam waktu relatif singkat mampu membuat Istana Negara menjadi lebih islami.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News