Berkelana Menelusuri Lorong-Lorong Rumah Rayap

Berkelana Menelusuri Lorong-Lorong Rumah Rayap
Stiker Tokyo Candidate 2020, untuk mempromosikan Jepang menjadi tuan rumah Olimpiade 2020. Foto: Don Kardono
:TERKAIT Restoran dengan menu-menu khas Jepang yang sehat, bersih, lengkap, desain minimalis, sadar estetika dan kualitas bintang lima. Lebih mirip kalau Anda berjalan di distrik makanan di Grand Indonesia dan Ritz Carlton One Pacific Place, Jakarta. Anda tidak akan merasa “mati kelaparan” di Negeri Sakura itu, sekalipun suhu mendekati nol derajad ditambah angin. Soal teste, jangan ditanya lagi! Jepang itu negeri kekaisaran dan pernah ke-shogun-an. Jadi, pasti memiliki menu kelas raja-raja yang super istimewa. Di negeri yang berada di bawah Perdana Menteri Yoshihiko Noda ini, saya sempat enam hari bermalam, dengan aktivitas yang padat. Tetapi, sesampai di Jakarta, bobot saya tetap naik nyaris tiga kilogram?

Hanya kereta “peluru” cepat Shinkanshen, yang dibangun di atas tanah, karena menghubungkan satu kota dengan kota lainnya. Semacam AKAP – Antar Kota Antar Provinsi, yang dioperasikan oleh empat perusahaan dalam group JR-Japan Railways. Semacam penghubung rumah rayap yang satu dengan rumah rayap yang lain. Kereta ini amat popular dan menjadi salah satu kebanggaan bangsa Jepang, karena pernah menjadi kereta tercepat di dunia –sebelum dipecahkan rekornya oleh China--- dengan maximum speed 300 km per jam.

Kereta yang tampak muka gerbongnya mirip mobil mewah itu sudah lama eksis di Negeri Matahari Terbit. Di sana tidak mengenal palang pintu perlintasan kereta. Kereta ekspres super cepat ini selalu naik fly over saat bersentuhan dengan jalur darat. Wajar, jika selama hampir 40 tahun, nyaris tak pernah terjadi tabrakan kereta versus mobil, bus, truk, mobil dan motor. Tahun 2003, JR Central merilis catatan tingkat ketepatan waktu Shinkansen yang hanya maksimal terlambat 0,1 menit atau enam detik dari skedul yang dijadwalkan. Ini termasuk kesalahan alami dan manusia yang dihitung dari 160.000 perjalanan SHinkansen.

Kereta ini Persisnya, 1 Oktober 1964. Kala itu dibuka untuk menyambut momentum pesta olahraga dunia, Olimpiade Tokyo. Kereta ini langsung sukses, ditumpangi 100 juta penumpang, dalam kurun waktu kurang dari 3 tahun sejak dibuka pada tanggal 13 Juli 1967, dan melayani satu milyar penumpang pada 1976.

Selama hidup di Negeri Samurai, yang melintas di benak, saya seperti sedang menjalani masa metamorfose menjadi geng rayap. Lebih banyak menghabiskan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News