Berwisata Naik Mobil Sayur

Catatan Dani Nur Subagiyo, Nelspruit

Berwisata Naik Mobil Sayur
MOGOK - Ketika mobil mogok, rombongan dibantu oleh jamaah masjid untuk diantarkan ke hotel terdekat. Foto: Muhammad for Jawa Pos.
Seusai beribadah pun, khumbi tidak memberikan kabar gembira. Saya bingung bagaimana mencari kendaraan pengganti untuk menuju vila. Di tengah kebingungan itu, seorang ustadz masjid bernama Muhammad Gardee mendatangi saya dan menanyakan apa masalah yang saya hadapi. Ketika saya memberi penjelasan, Gardee memberikan opsi.

"Masjid akan ditutup untuk umum setelah Isya. Kalian tidak bisa tidur di dalam masjid. Kalau mau, kalian boleh tidur di ruangan di belakang masjid. Tapi, petugas pembawa kunci baru datang pukul delapan pagi keesokan harinya," papar pria berjenggot panjang itu.

Tentu saja, saya tidak bisa menunggu sampai besok pagi. Saya lalu meminta tolong kepadanya apakah bisa mengantarkan saya dan rombongan ke vila yang sudah kami booking. Gardee ternyata tidak keberatan. Namun, konsekuensinya, saya dan rombongan naik mobil bak terbuka (mobil pick-up) yang biasa digunakannya sehari-hari untuk mengangkut sayur atau hasil ternak ke pasar.

"Saya tidak punya sedan dan hanya memiliki mobil ini. Kalau tidak keberatan, saya bisa mengantar kalian," ucap Gardee. Mau tidak mau, kami harus berangkat menuju vila dengan kedinginan di atas mobil bak terbuka. Untung saja, selain jarak menuju vila tidak terlalu jauh, rasa malu tidak ada lagi mengingat jalanan sepi dan tidak ada seorang pun yang berlalu lalang sepanjang perjalanan. Oooalah. (*/ito/jpnn)
Berita Selanjutnya:
Pesta Spanyol di Mal Elit

JAWA POS memberangkatkan tiga wartawan untuk meliput Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan (Afsel). Kecuali tiga hari pertama di Afsel, saya berpencar


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News