Biasa Kayuh Sepeda ke Sekolah 5 Km dan Cari Kayu Bakar Bantu Keluarga
Meski harus berangkat lebih pagi sekitar pukul 06.00 dengan mengayuh sepeda sejauh 5 kilometer dengan kondisi jalan rusak, namun wanita 14 tahun ini tetap semangat berangkat ke sekolah.
“Saya ingin terus sekolah,” ucapnya.
Sepulang sekolah, Madri tidak mau diam. Dia berusaha membantu orang tuanya mencari kayu bakar di seberang bendungan Palasari dengan mendayung rakit kayu.
“Saya sudah biasa naik rakit sendiri untuk mencari kayu bakar guna membantu orang tua. Saya dayung dengan pelepah daun kelapa," katanya.
Tak hanya itu, ia juga mahir berenang.
"Saya juga bisa berenang dengan satu tangan. Sehingga saya tidak khawatir jika terjatuh di bendungan. Tetapi saya selalu berdoa agar diberi keselamatan,” harapnya.
Rumah keluarga miskin yang masuk buku merah itu memang berada di pelosok di pinggir bendungan Palasari.
Jalan menuju rumah mereka penuh bebatuan dan rusak. Pasutri itu memiliki empat orang anak termasuk Mandri.
Kehilangan satu tangan akibat diamputasi dan hidup di bawah garis kemiskinan, tak membuat Ni Luh Madri patah semangat. Siswi kelas III SMPN
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor